PWMU.CO – Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa Bhaktiku Negeri Universitas Muhammadiyah Malang, Gelombang 6, Kelompok 62 dengan dosen pembimbing Muhammad Wildan Affan SE MSA melakukan sosialisasi pengembangan budidaya tanaman hidroponik di Dusun Kalongan, Desa Mendalan, Kabupaten Pasuruan.
Hidroponik adalah budidaya tanaman, terutama sayur-sayuran dan buah-buahan tanpa menggunakan tanah namun menggunakan air.
Pembuatan media tanam hidroponik ada beberapa macam seperti sterofoam yang dilubangi bagian atasnya atau pipa yang dilubangi setiap sentimeternya untuk tempat netpot.
Dalam penggunaannya, harus dipastikan netpot sudah dipasang dengan kain flanel untuk resapan air dari bawah ke atas karena akar akan merambat melalui kain flanel tersebut. Kemudian netpot yang akan diisi dengan rockwool (busa khusus) berisi benih sayuran yang mulai tumbuh dan memiliki cabang. Apabila benih yang belum memiliki cabang dimasukkan ke dalam netpot maka akan mati dan membusuk sehingga tidak bisa berkembang dengan sempurna.
Tanaman hidroponik memiliki aspek yang perlu diperhatikan yaitu mengontrol air setiap 2 hari sekali dan berfokus pada kebutuhan nutrisi tanaman itu sendiri. Bahan tanam hidroponik yang biasa digunakan dalam teknik ini adalah rockwool, biji sayur seperti sayur kangkung dan pakcoy.
Bahan lainnya yang diperlukan yaitu paralon yang sudah dilubangi, netpot, flanel serta vitamin AB Mix yang berasal dari vitamin A serta B yang dicampur menjadi satu tempat dengan takaran yang sama antara vitamin A dan B.
Apabila tidak sama takarannya maka vitamin yang diberikan kurang maksimal terhadap tanaman hidroponik tersebut. Kemudian yang terakhir yaitu bambu sebagai tempat meletakkan tanaman hidroponik. Alasan memilih bambu karena di tempat tersebut memiliki kebun bambu yang sangat luas dan tidak perlu membeli sehingga hanya perlu memotong satu batang bambu.
Adapun tahapan dalam budidaya hidroponik sayuran ini diantaranya:
1. Merendam biji tanaman hingga pecah sedikit dan mengeluarkan akar.
2. Memasukkan biji yang sudah pecah tersebut ke dalam rockwool.
3. Setelah dimasukkan ke rockwool pindahkan ke dalam sterofoam untuk diberi air agar muncul tunas baru.
4. Setelah muncul tunas baru ditunggu hingga memiliki cabang dengan cara diberi air dan dipanaskan dibawah sinar matahari kemudian dikontrol air yang ada di dalam (tidak boleh habis).
5. Setelah dikontrol secara berkala akan tumbuh tunas dengan batang yang tinggi dan cabang yang bagus.
6. Lubangi paralon dengan mata bor khusus berbentuk lingkaran dan disesuaikan dengan ukuran netpot setelah itu tutup bagian ujung paralon dengan penutup paralon dan masukkan netpot ke tempat yang sudah disiapkan tadi.
7. Setelah itu pindahkan rockwool yang berisi tanaman ke dalam netpot yang sudah diberi alas flanel sebagai resapan air secara berkala hingga netpot terisi semua.
8. Buat tempat untuk meletakkan paralon dengan menggunakan bambu agar lebih kokoh dan mudah dipindahkan.
9. Setelah jadi, pindahkan paralon ke tempat yang sudah tersedia dari bambu tersebut
10. Isi paralon dengan air mulai dari paralon 1 hingga terakhir.
11. Buat vitamin AB mix dengan mencampurkan vitamin A dan B yang memiliki takaran sama, tidak boleh ada yg lebih banyak salah satunya untuk memaksimalkan vitamin untuk tanaman tersebut.
12. Kontrol air setiap hari dan beri vitamin agar pertumbuhannya dapat berkembang dengan baik.
Budidaya tanaman hidroponik dengan teknik ini diperuntukkan untuk semua masyarakat karena tanaman hidroponik tidak memerlukan tempat yang luas. Bagi masyarakat yang mempunyai lahan terbatas dapat membuat tanaman hidroponik tanpa memikirkan kendala lahan.
Kegiatan pengembangan hidroponik yang telah terlaksana pada Jumat (26/07/2024) ini merupakan kegiatan yang sangat menarik serta menjadi solusi untuk menghasilkan sayuran dan tanaman yang sehat dan lezat. Dengan adanya tanaman hidroponik, ibu-ibu bisa mengurangi pengeluaran untuk membeli sayur di pedagang sehingga dapat memanfaatkan pengeluaran untuk keperluan lainnya seperti untuk keperluan keluarga. (*)
Penulis Bisma Dewangga, Putri Aurelia dan Kusuma Hadi Editor Ni’matul Faizah