PWMU.CO – Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menghadiri wisuda ke 26 Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Bojonegoro (STITMUBO), di Eastern Hotel Bojonegoro, Sabtu (31/08/2024).
Di momen itu, beliau memberikan orasi dan motivasi pada wisudawan tentang semangat berprestasi dan bersinergi.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim) itu mengawal iorasinya dengan memberikan ucapan selamat kepada seluruh wisudawan.
“Kami mengucapkan selamat kepada adik-adik yang telah menyelesaikan tugas pendidikan sarjana S1, mudah-mudahan setelah ini yang mempunyai keinginan untuk melanjutkan kejenjang pendidikan tinggi dimudahkan oleh Allah,” tuturnya pada 98 wisudawan di seremoni wisuda ke 24 itu.
Ia juga mendoakan para wisudawan, “yang sudah menikah mudah-mudahan lebih berkah rumah tangganya yang belum menikah mudah-mudahan segera mendapatkan jodoh yang soleh solehah,” lanjutnya seraya diaminkan oleh seluruh wisudawan.
Hidayatulloh lantas memaparkan tugas dan fungsi manusia sebagai Abdullah dan Khalifatulloh.
“Di dalam al-Quran dijelaskan bahwa manusia itu diciptakan sebaik-baik ciptaan karena kita sebagai makhluk yang paling mulia itu maka kita memiliki tugas dan fungsi bagi manusia, sebagai abdullah dan khalifatullah,” ujarnya.
Sebagai abdulloh, kata Hidayatulloh, manusia diciptakan untuk mengabdi, sebagaimana al-Quran surat Adz-dzariyat ayat 56 yang artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Dan sebagai khalifatullah, ia mengutip al-Quran surat Al-baqarah ayat 30 yang artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.
Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Dua ayat tersebut, sambungnya, menunjukkan bahwa kehidupan kita ini harus berorientasi pada dua hal, dunia dan akhirat.
“Orientasi kehidupan dunia akhirat ini tergolong ada empat jenis. Pertama, orang yang hidupnya bahagia di dunia dan juga bahagia di akhirat.
Yang kedua, ada juga orang yang dunia bahagia tapi di akhirat sengsara,” terangnya.
“Yang ketiga, ada mereka yang hidupnya di dunia ini masih susah tetapi karena dia menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai Abdullah dan khalifah Abdullah itu sebaik-baiknya maka bisa jadi dia nanti akan mendapatkan sukses di akhirat,” imbuhnya.
Bapak tiga anak itu mewanti-wanti agar kita semua tidak menjadi golongan yang ke-empat, “Jangan sampai menjadi orang yang keempat orang yang hidupnya di dunia sengsara di akhirat juga sengsara, naudzubillah,” tegasnya.
Terkait orientasi kehidupan ini, Hidayatulloh menegaskan melalui kutipan surat al-Qashash ayat 77 yang artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
“Tentu adik-adik yang sekarang ini sudah menjadi sarjana, kita semua berharap anda bisa meningkatkan kualitas hidup anda, kualitas hidup keluarga anda, kualitas hidup masyarakat sehingga menjadi meningkat di dunia ini dan syukur-syukur kemudian hari menjadi bekal kita untuk mendapatkan kebahagiaan di akhirat,” pungkasnya.
Penulis Dian Rahma Santoso Editor Azrohal Hasan