PWMU.CO – Islamic School SD Muhammadiyah Kota Blitar (SD Muhtar) mengadakan pelatihan literasi bersama Universitas Islam Balitar (UNISBA) Kota Blitar.
Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi literasi ini dilaksanakan pada Selasa (10/9/2024), mulai pukul 08.00 WIB di ruang Laboratorium Komputer SD Muhtar.
Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara SD Muhtar dan Pengabdian Masyarakat Pemula (PMP) UNISBA. Bertajuk “Pendampingan Penyusunan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Bermuatan Kearifan Lokal Blitar Tahun 2024,” acara ini dihadiri oleh para guru dan melibatkan beberapa dosen UNISBA sebagai pemateri.
Dosen-dosen UNISBA yang bertindak sebagai pemateri adalah Ida Putriani MPd, Ida Rarasati MPd, dan Sripit Widyastuti MPd. Mereka bergantian menyampaikan materi mengenai berbagai aspek literasi.
Selain itu, beberapa mahasiswa UNISBA seperti Armellia Fatmawati, Febi Adhari, dan Agselina Dyah Kurnia turut membantu dalam acara tersebut dengan berbagai peran, termasuk sebagai pembawa acara, dokumentator, dan penyedia konsumsi.
Materi pelatihan mencakup perkembangan pengertian literasi, jenis-jenis literasi, pentingnya literasi, serta faktor-faktor penyebab rendahnya tingkat literasi di Indonesia. Salah satu materi yang menarik adalah penerapan Literasi dalam pembelajaran, yang dikenal dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Ida Putriani MPd menjelaskan bahwa literasi secara sederhana adalah kemampuan kognitif untuk membaca dan menulis. Pengertian ini berkembang menjadi kemampuan membaca, menulis, berbicara secara lisan, dan menghitung.
“Dalam GLS yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa literasi adalah kemampuan dalam mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas,” ujar Putriani.
Ida Putriani menjelaskan empat jenis literasi:
- Literasi dasar, meliputi kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung.
- Literasi perpustakaan, yang berkaitan dengan kemampuan mengoptimalkan fasilitas perpustakaan.
- Literasi media, yaitu kemampuan menggunakan dan memahami berbagai media.
- Literasi teknologi, yang meliputi pemahaman dan pemanfaatan teknologi.
Selanjutnya, Ida Rarasati MPd menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat literasi di Indonesia, seperti kualitas pendidikan, kualitas lulusan, gizi, infrastruktur pendidikan, dan minat baca masyarakat.
Ia juga membahas tentang kearifan lokal, yang merupakan bagian integral dari budaya dan bahasa masyarakat, dan sering diwariskan melalui cerita rakyat dan tradisi lisan.
Sripit Widyastuti MPd menjelaskan tahapan Baca, Tulis, dan Sampaikan (BTS). Baca melibatkan kemampuan membaca dan memahami teks, tulis berfokus pada kemampuan menulis, dan sampaikan adalah kemampuan mempresentasikan atau menyampaikan informasi. Sripit menekankan pentingnya literasi dalam mempengaruhi kemampuan menulis dan dampaknya pada individu serta masyarakat.
“Tidak mungkin mengharap murid suka membaca dan menulis jika para pendidiknya belum memiliki kebiasaan tersebut,” tegas Sripit.
Ia menambahkan bahwa GLS dan BTS bukan hanya untuk murid tetapi juga untuk guru, yang seharusnya tidak hanya mengajarkan ilmu tetapi juga cara belajar yang benar serta menanamkan semangat belajar sepanjang hayat.
Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan literasi di SD Muhtar dan memperkuat fondasi pendidikan dasar bagi para murid.
Penulis Agus Fawaid Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun