PWMU.CO – Pengajian umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang diselenggarakan pada hari Jumat (13/9/2024) pukul 19.00-21.00 Wib via Zoom, mengusung tema “Kepemimpinan yang Melayani dan Memajukan”.
Pengajian dibuka dengan kata pengantar oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr H Abdul Mu’ti MEd.
Narasumber pada pengajian tersebut yaitu:
- Prof Dr Sofyan Anif MSi, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta
- Prof Dr Jamhari Makruf MA PhD, Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia
- Prof Dr Arif Satria S P MSi, Rektor Institut Pertanian Bogor.
Dalam pengantarnya, Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa kepemimpinan yang melayani dan memuaskan disebut dengan servant leadership. Konsep ini menekankan pada pelayanan dan pengabdian kepada orang lain.
Ciri-ciri Pemimpin yang melayani
- Mengutamakan kebutuhan orang lain diatas kebutuhannya sendiri
- Termotivasi oleh sikap tidak mementingkan diri sendiri
- Membuat keputusan yang tepat bagi kelompok , bukan yang terbaik bagi dirinya sendiri
- Memahami pentingnya belajar dari kesalahan dan keberhasilan masa lalu
- Menggunakan alat seperti analisis SWOT untuk mengevaluasi situasi dan lingkungan saat ini
- Mendengarkan saran
- Berprilaku secara etis
- Memberdayakan
- Menciptakan nilai untuk masyarakat.
Kepemimpinan yang peduli terhadap keadaan masyarakat atau organisasi yang dipimpinnya, sehingga dia punya sensitivitas yang tinggi walaupun tidak sensi atau mudah tersinggung, tapi muda peka terhadap keadaan yang terjadi di masyarakat.
Dia memiliki kedekatan yang otentik bukan kedekatan yang supervisial dengan masyarakat yang dipimpinnya.
Kepemimpinan yang melayani adalah dia berusaha bagaimana bisa memberikan motivasi atau melakukan inpowerment atau pemberdayaan terhadap potensi-potensi yang ada di organisasi dan di dalam kelompok yang dia pimpin. Karena itu dalam konteks ini adalah kepemimpinan yang memajukan.
Pemimpin yang seperti ini dia bukan hanya leader tapi pada saat yang sama dia juga seorang follower. Ada istilah followership, karena kadang-kadang ada seseorang yang siap di depan saja, tapi tidak siap di belakang.
Dalam istilah Jawa ada “pemimpin nungkak mbedudangi”. kalau dia di belakang dia nendang-nendang, kalau di depan dia tidak jalan.
Ini namanya pemimpin yang ngribeti, ngrepoti, dan ngrusuhi. Pemimpin yang ingin serba dilayani, ingin serba disanjung-sanjung, ingin selalu tampil.
Kalau kita melihat profil pemimpin yang melayani adalah teladan kita Rasulullah Muhammad Saw, beliau sebagai pemimpin hidupnya sederhana.
Kemudian beliau mengutip dari kitab Albarzanji pada bab yang ke-18, disebutkan bahwa Rasulullah itu seorang yang sangat pemalu, menjahit sendiri pakaiannya yang robek, sangat menghormati tamunya dan kemudian memilih kalau berjalan tidak di depan, tapi cenderung di tengah atau di belakang. Dan dengan cara lain Rasulullah itu menyatu dengan para sahabat dan umat yang dipimpinnya.
Kalau kita baca dalam sejarah pemimpin yang melayani seperti Umar Bin Khattab, yang sampai beliau keluar berkeliling masuk ke daerah daerah dan kemudian melihat ada satu keluarga yang tidak punya makanan, kemudian beliau mengambil dan mengangkut sendiri gandum yang ada di gudang negara dan disampaikan langsung kepada ibu yang tidak punya makanan. Ketika Umar dikritik ibu tersebut beliau tidak marah.
Dalam konteks kepemimpinan di Muhammadiyah, kita melihat keteladanan sosok KH Ahmad Dahlan pendiri gerakan Persyarikatan Muhammadiyah ini.
Dia memiliki jiwa pengkhidmatan atau pelayanan yang sangat tinggi. Dia bahkan sampai menjual harta bendanya demi mendukung dakwah dan perjuangan Muhammadiyah. (*)
Penulis M Mahmud Editor Wildan Nanda Rahmatullah