PWMU.CO – Pengajian Ahad Pagi (PAP), Ahad (15/9/2024) di masjid Al Ihsan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kalibaru kali ini mengambil tema “Pentingnya Memelihara Waktu”.
Materi pengajian yang disampaikan oleh Prof Dr Hairus Sholihin, dosen Universitas Jember ini banyak diselingi dengan canda tawa, sehingga para jamaah tetap betah hingga pengajian berakhir.
Di awal ceramahnya, Prof Hoirus Sholihan mengajak kepada para jamaah untuk memperbanyak syukur kepada Allah SWT.
“Barang siapa yang bersyukur maka Allah akan menambahkan nikmatnya, sebaliknya barang siapa yang ingkar, sungguh siksa Allah sangat pedih. Nikmat Allah itu sungguh amat banyak dan jika kita menghitung-hitung maka tidak akan bisa menghitungnya,” ujarnya.
Dua nikmat Allah yang sering dilupakan oleh manusia adalah nikmat waktu dan sehat. Kedua nikmat ini biasanya seseorang baru menyadarinya jika sudah terdampak. Nikmat waktu baru disadari setelah tua. Andai dahulu aku rajin berusaha, bisa jadi hidupku tidak seperti sekarang. Demikian juga nikmat sehat. Orang baru menyadari betapa nikmatnya sehat jika sudah jatuh sakit.
“Sadarkah kita bahwa kita hidup di dunia ini hanya menggunakan duapertiga waktu saja. Sepertiga waktu yang lain kita gunakan untuk tidur. Bukankah kita tidur rata-rata dalam sehari 8 jam? Oleh karena itu, sangat rugi jika waktu yang duapertiga itu tidak dimanfaatkan secara maksimal,” terangnya.
Al-Quran sudah mengajarkan kepada kita tentang pentingnya waktu. Wal Asri, Wad Duha, wal Laili adalah contoh dan perintah dari Allah agar kita menghargai waktu.
Pandangan Barat tentang , aktu
Lebih jauh, Prof Hairus menceritakan beberapa pengalaman kala bertemu dengan sejawatnya dalam forum internasional. Bangsa kita sering dilecehkan oleh mereka karena rata-rata orang Indonesia tidak menghargai waktu.
Beberapa kali berkunjung ke Indonesia, mereka mengatakan bahwa beberapa kegiatan yang dilaksanakan di Indonesia selalu molor, tidak tepat waktu. Sebaliknya, jika orang Indonesia berkunjung ke negara lain, mereka selalu terlambat.
Bahkan ada seorang tokoh Yahudi yang sangat terkenal menyampaikan bahwa Indonesia itu sebenarnya negeri yang kaya raya, tetapi orangnya bodoh. Kebodohan itu disebabkan oleh ketidakmampuannya mengelola kekayaan dan ketidakmampuannya dalam mengelola waktu. Andai saja orang Indonesia itu pandai, maka Indonesia akan menjadi negara yang kaya raya dan rakyatnya hidup makmur.
Ajaran Disiplin KH Ahmad Dahlan
Bagi warga Persyarikatan Muhammadiyah, ajaran disiplin mengelola waktu sudah diajarkan jauh-jauh oleh K.H. Ahmad Dahlan. Ia selalu memulai setiap aktivitasnya tepat waktu.
KH Ahmad Dahlan sangat disiplin dalam menggunakan waktu. Bukankah sholat, puasa, haji, semuanya sangat terikat dengan waktu. Umar bin Kotob pernah berpesan, “Untuk berbuat kebajikan, kalau engkau ada di waktu malam jangan menunggu siang, kalau engkau ada di waktu pagi jangan menunggu sore, kalau engkau ada di waktu siang jangan menunggu malam.”
Mengenang masa lalu itu boleh, tetapi mengenang untuk merencanakan masa datang. Kalau masa lalu terus dikenang, maka engkau pasti akan menyesal. Setiap orang pasti punya masa lalu, ada yang baik dan ada yang tidak baik. Cukuplah masa lalu untuk pelajaran. Masa depan tidak usah terlalu dirisaukan.
Masa depan itu milik Allah. Apa yang akan terjadi sudah tertulis di tangan Allah. Sikapi semua yang terjadi dan yang akan datang dengan biasa saja. Yang paling penting adalah lakukan yang terbaik hari ini, karena yang terbaik hari ini akan membawa kita menyongsong masa depan yang terbaik pula.
Penulis Sarwito ‘Aalimah Qurrata A’yun