AI dan Moderasi Konten
AI juga memiliki potensi positif dalam membantu menjaga akhlak remaja di media sosial.
Banyak platform menggunakan AI untuk moderasi konten, yaitu menyaring postingan yang mengandung ujaran kebencian, kekerasan, atau pornografi.
Ini menjadi salah satu upaya untuk menjaga lingkungan online yang lebih aman dan sehat bagi remaja.
AI yang mampu mendeteksi konten negatif dengan cepat dapat mencegah penyebaran perilaku buruk atau informasi palsu yang dapat mempengaruhi akhlak remaja.
Namun, AI masih memiliki keterbatasan dalam hal ini, dan sering kali butuh campur tangan manusia untuk memutuskan apakah suatu konten benar-benar melanggar norma atau tidak.
Ini menunjukkan bahwa teknologi AI belum sempurna dan tetap membutuhkan pengawasan manusia dalam upaya membentuk lingkungan digital yang lebih baik.
Tiga Kekuatan Dahsyat
Dalam buku Intelligence Unleashed: An Argument for AI in Education karya Luckin & Holmes tahun 2016, dijelaskan tiga kekuatan dahsyat yang harus digabungkan jika kita harus memakai teknologi untuk belajar secara lebih cepat ke depan.
Salah satunya adalah pedagogi, atau ilmu tentang bagaimana kita mengajar dan belajar. yang kedua adalah teknologi itu sendiri, yang telah banyak kita bicarakan. Dan komponen terakhir adalah perubahan sistem, atau pemahaman kita tentang bagaimana menyampaikan perubahan agar memberikan dampak positif bagi setiap orang dan setiap pembelajar.
Kemampuan AI di masa depan untuk mengatasi tantangan kehidupan nyata pendidikan tergantung pada bagaimana kita memperhatikan ketiga hal tersebut dimensi – yaitu:
1. Kita membutuhkan teknologi cerdas (AI) yang mewujudkan apa yang kita ketahui tentang pengajaran dan pembelajaran yang hebat.
2. Produk konsumen yang menarik.
3. Digunakan secara efektif dalam pengaturan kehidupan nyata yang menggabungkan yang terbaik dari manusia dan mesin.
Bagaimana kinerja AI saat ini terhadap dimensi ini ? Dan yang lebih penting, apa yang perlu dilakukan untuk melepaskan kecerdasan penuh terhadap AI ?