PWMU.CO – Republik Rakyat Tiongkok (RRT) ditengarai di belakang upaya membelokkan sejarah kelam G30S PKI. Targetnya agar rakyat Indonesia menafikan bahwa RRT terlibat membantu PKI dalam G30 S PKI itu.
Hal itu disampaikan wartawan senior dan pengamat politik Anwar Hudijono dalam pengajian Fajar Shodiq di Masjid Nurul Azhar, Porong, Sidoarjo, Minggu (1/10).
Menurut Anwar Hudijono, RRT dipastikan terlibat G30S PKI. Untuk itulah pemerintah RI melakukan pemutusan hubungan diplomatik secara sepihak dengan RRT tahun 1967.
Meskipun hubungan itu dipulihkan tahun 1990 tetapi tidak serta merta memperbaiki hubungan psikologis. Rakyat Indonesia masih tidak bisa melupakan keterlibatan RRT itu. Bahkan sentimen anti RRT semakin hari justru semakin kuat. Bahkan tidak berkurang meski RRT sudah menggelontor utangan dalam jumlah fantastis.
Tentu saja sentimen ini mengganjal pengembangan kemitraan Indonesia – RRT. Atau dalam pengertian lain upaya dominasi RRT atas Indonesia
Jadi, katanya, bukan mustahil RRT berada di belakang upaya massif membelokkan sejarah G30S PKI. Upaya massif melalui media massa, pengadilan internasional, pembentukan opini melalui lidah pakar dan tokoh itu yang berjangka panjang butuh dana besar. Itu terlalu berat kalau ditanggung simpatisan PKI orang per orang.
“Jadi target mereka yang utama membelokkan sejarah G30S PKI. Bukan langsung PKI bisa bangkit sebagai partai politik,” katanya
Jika sejarah sudah berhasil dibelokkan bahwa PKI tidak bersalah, pihak yang didzalimi, G30S PKI adalah persoalan internal TNI Angkatan Darat, sekadar pertengkaran antar anak bangsa, maka RRT juga tidak bersalah. Indonesia harus minta maaf ke RRT.
“Sekarang ini yang paling gigih menjaga agar sejarah tidak dibengkokkan adalah Panglima TNI. Ini untuk ketahanan dan keselamatan bangsa dan negara. Tapi saat ini ada upaya massif mendistorsi bahwa Panglima TNI main politik untuk maju pilpres 2019. Yang menuduh begitu jangan-jangan orang bayaran,” tegasnya.
Discussion about this post