PWMU.CO – Qobilah Hizbul Wathan (HW) Sekolah Islami SD Muhammadiyah Kota Blitar (SD Muhtar) latihan di halaman sekolah, Kamis (3/10/2024).
Sekolah yang beralamat di jalan Cokroaminoto nomor 3, Kelurahan Kepanjenlor, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar ini melaksanakan latihan secara rutin setiap hari Kamis mulai pukul 13.00-14.00 WIB.
Sebelum memulai latihan, Pelatih HW memanggil seluruh murid untuk diajak berkumpul. Setelah itu, mereka berbaris sesuai dengan regunya masing-masing.
Latihan dimulai oleh Pelatih dari Kwartir Daerah (Kwarda) HW Kota Blitar, Sofiatul Hasanah dengan salam dan doa bersama.
“Mari kita mulai latihan hari ini dengan doa bersama,” kata Sofi.
Pelatih mengajak mereka untuk tepuk-tepuk dan menyanyikan beberapa lagu. Mereka tampak mendengarkan dan menyimak apa yang disampaikan oleh Pelatih.
Sofi menyampaikan bahwa, kali ini para siswa berlatih membuat Tandu Darurat yang berfungsi untuk membawa seseorang yang sakit untuk dibawa ke tempat perawatan atau pengobatan. Tidak hanya itu, tandu juga bisa digunakan untuk membawa sesuatu dalam jumlah banyak. Tandu ini dibawa oleh empat orang.
Peralatan yang diperlukan untuk membuat Tandu Darurat adalah tongkat, tali, dan kemampuan teknik tali-temali,” ujar Sofi.
Setelah pelatih menjelaskan tentang cara membuat Tandu Darurat, kemudian para murid langsung mempraktikkannya.
Dalam membuat Tandu Darurat ini para siswa berkelompok dengan temannya. Sofi kemudian menjelaskan cara membuat tandu darurat yaitu ada yang memegang satu buah tongkat, setelah itu, sejajarkan dua tongkat yang akan digunakan.
Siapkan tali yang akan digunakan. Jika tali terlalu pendek, maka sambung dua tali dengan simpul mati.
Pakai ujung tali pertama dan ikat di ujung tongkat dengan simpul pangkal. Jangan terlalu ujung, sisakan untuk pegangan tangan.
Berikutnya, siapkan tali dan tongkat satunya. Buat kedua simpul dengan jarak yang sama dengan ujung tongkat.
Ikat tali dari tongkat pertama ke tongkat kedua dengan simpul pangkal sejajar dengan posisi ikatan pangkal tongkat satunya sepanjang siku tangan. Lakukan juga untuk tongkat satunya.
Selanjutnya untuk membuat tempat pembaringan atau badan tandu. Silangkan kedua tali agar masing-masing tali kembali ke tongkat dimana ujung tali tersebut terakhir terikat.
Setelah tali tersilang dengan baik, ikatkan masing-masing tali ke tongkat sebelah kanan dan kiri dengan simpul jangkar.
Ulangi langkah tersebut hingga simpul tali mencapai ujung tongkat.
Untuk mengakhiri proses pembuatan tandu ini, tutup ujung tali dengan simpul pangkal.
“Buatlah simpul yang kuat agar tandu tidak kendur dan mudah terlepas talinya. Tarik tali dengan kuat untuk memastikan tali terikat dengan sempurna pada tongkat,” jelas Sofi.
Tidak terasa waktu berlalu dan latihan telah selesai. “Hasil dari latihan ini bisa digunakan untuk latihan atau kegiatan HW berikutnya,” imbuhnya.
Seluruh murid berbaris dengan rapi sesuai regunya masing-masing. Latihan diakhiri oleh Pelatih dengan doa bersama dan salam.
“Mari kita akhiri latihan hari ini dengan doa bersama,” ajaknya. (*)
Penulis Agus Fawaid Editor Ni’matul Faizah