Muhammad Al Hafidz – mahasiswa Universitas muhammadiyah surakarta
PWMU.CO – Zina, sebuah dosa besar yang dalam Islam telah jelas diharamkan, kini kian dianggap biasa. Zina itu ibarat hutang, suatu saat akan ada yang menagihnya. Meskipun umat Rasulullah diberi penangguhan azab di dunia, jangan pernah lupa bahwa hari pembalasan itu pasti datang.
Fenomena pacaran yang dianggap lumrah oleh muda-mudi saat ini adalah contoh nyata. Mereka memadu kasih sebelum dihalalkan, pergi ke tempat-tempat gelap, bahkan berani menginap di hotel berdua. Apakah kita sudah menjadi bagian dari kaum yang menghalalkan zina? Media sosial juga tak kalah berperan dalam menormalisasi zina. Kata-kata tak senonoh, guyonan yang mengarah pada pornografi, bertebaran dan dianggap lucu.
Lelaki yang seharusnya menjaga harga diri dan keimanannya, malah mengikuti hawa nafsu seperti syaitan, menjadikan syahwat sebagai tuhan. Begitu pula wanita, yang lupa akan kemuliaannya dan rela menjadi objek candaan murahan. Jika terus begini, iman dan moral generasi ini bisa jatuh ke titik terendah. Kita akan menyaksikan hal-hal yang lebih mengerikan; perbuatan zina yang dilakukan di tempat umum, atau ciuman tanpa malu. Bayangkan, pahlawan bangsa ini menumpahkan darah untuk melihat kita merdeka, namun kini kita dijajah oleh nafsu sendiri.
Memang benar, syahwat adalah fitrah manusia yang butuh disalurkan. Namun, sebagai makhluk yang diberi akal dan iman, ada cara yang baik dan terhormat—bukan dengan melepas nafsu tanpa aturan seperti binatang. Menahan syahwat di akhir zaman ini adalah ujian berat, terutama bagi para pemuda. Teman, keluarga, bahkan lingkungan sosial kerap mendorong dan menormalisasi pacaran serta zina. Namun, kemuliaan terletak pada mereka yang mampu menahan diri.
يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانَ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ
“Akan datang pada manusia suatu zaman, saat orang yang bersabar di antara mereka di atas agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi).
Hijrah memang sulit, tapi ganjarannya besar di sisi Allah Swt.
Editor Teguh Imami