Kreasi Tumpeng dan Jajanan Pasar
Kelompok peserta di antaranya dari lembaga Labaik dan kemakmuran masjid yang diwakili oleh Teguh, menjelaskan makna dan filosofi dari kreasi tumpengnya.
“Tumpeng itu maknanya tumindak ingkang lempeng, jadi kita harus bergerak lurus istiqomah menuju cita-cita kita. Tumpeng itu biasanya ada tiga undakan atau tiga tingkatan. Kalau secara filosofi, tingakatn yang pertama itu akidah, yang tingkatan kedua bisa kita artikan ibadah, yang ketiga itu muamalah,” jelasnya.
Menurutnya, semakin keatas semakin mengerucut, semakin kebawah semakin melebar karena hubungan antara civitas ini harus terus terjaga. UMLA semakin hebat, semakin kompak, dan semakin Jaya.
Salah satu peserta dari prodi keperawatan Isni Lailatul Maghfiroh, juga menyampaikan filosofi dari kreasi tumpengnya.
“Tumpeng kami mempunyai makna, yang pertama berwarna kuning yang berarti optimisme bahwa kita sebagai civitas akademika UMLA optimis bahwa Universitas Muhammadiyah Lamongan akan mencapai kebahagiaan. Ditumpeng kita ada aneka jajanan. Jajanan tersebut merupakan jajanan khas asli dari Lamongan. Ada empat jumbreg,” jelasnya.
Menurutnya, 4 jumbreg tersebut punya makna bahwa kita dipimpin oleh satu Rektor dan tiga Wakil Rektor. Harapnnya beliau-beliau bisa mengayomi kita semua. Kemudian ada jajanan yang lain berwarna hijau, biru dan lainnya. Mereka mempunyai arti anggota Civitas Akademika. Mulai dari Dosen, mahasiswa, karyawan dan seterusnya.
“Kita ikat dengan tali warna biru, harapannya diikat bersama di UMLA ini bisa menjadi satu dan bersama memajukan kampus kita tercinta. Kemudian ada bungah merekah, warna pink, harapnnya kampus selalu bahagia, merekah dan jaya,” tambahnya.
Dengan adanya lomba kreasi tumpeng ini, Universitas Muhammadiyah Lamongan berhasil menghadirkan keceriaan dan kebanggaan tersendiri dalam merayakan milad kampus di usia yang ke 6 tahun ini. Sekaligus mengingatkan semua Civitas Akademika yang terlibat akan pentingnya melestarikan warisan budaya Nusantara. (*)
Penulis Rohmat Editor Amanat Solikah