PWMU.CO – Pelatihan pengembangan usaha yang diadakan oleh MEK PDA Surabaya bekerja sama dengan Koperasi BUEKA Assakinah berhasil menggali pemahaman tentang konsep dasar berkoperasi dari para peserta di Panti Asuhan Putri Baratajaya Surabaya, Ahad (27/10/2024).
Acara ini dihadiri oleh para ketua MEK dan koperasi dari berbagai cabang (jika ada) serta beberapa anggota Koperasi BUEKA Assakinah. Mereka didampingi oleh jajaran pengurus MEK PDA Surabaya, serta pengurus dan pengawas Koperasi BUEKA Assakinah, yang menambah kelengkapan formasi peserta.
Alifah Hikmawati SThI, Ketua PDA Surabaya, menyatakan bahwa Aisyiyah Surabaya memiliki 31 cabang, sementara anggota Koperasi BUEKA Assakinah Surabaya tercatat sebanyak 169 orang. “Jumlah ini masih jauh dari jumlah anggota Aisyiyah di 31 cabang se-Kota Surabaya,” ujarnya.
Hal ini menjadi perhatian M Faisol Chusni MSi, Kepala Lembaga Pendidikan Perkoperasian, yang juga bertindak sebagai pelatih (coach) dalam acara ini. Ia mengarahkan peserta untuk memahami kondisi Koperasi BUEKA Assakinah Surabaya secara lebih mendalam.
“Sebagai coach, Chusni berhasil memberikan pemahaman dasar tentang perkoperasian kepada peserta. Ternyata, acara ini bukan hanya pelatihan, melainkan penggalian pemahaman dasar berkoperasi dari para peserta,” ujar Galuh Tjandraningrum, Ketua Koperasi BUEKA Assakinah.
Galuh juga menyampaikan bahwa cita-cita Majelis Ekonomi untuk memberdayakan perempuan di bidang ekonomi seharusnya memiliki kendaraan yang sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu dengan mengoptimalkan koperasi yang dimiliki PDA Surabaya, yakni Koperasi BUEKA Assakinah.
“Potensi anggota Aisyiyah dapat dimanfaatkan untuk membesarkan dan memperkuat koperasi yang sudah ada,” tambahnya.
Dalam sesi diskusi, M Faisol Chusni berhasil merangkum berbagai harapan peserta terhadap Koperasi BUEKA Assakinah, di antaranya memiliki tata kelola yang baik, profesional, transparan, tujuan yang jelas, dan usaha yang berkembang.
“Dengan demikian, rasa kepedulian dan rasa memiliki koperasi sebagai badan usaha milik anggota, oleh anggota, dan untuk anggota akan semakin kuat,” jelasnya.
Ia juga menegaskan, “Berkoperasi itu harus didasari oleh niat dan semangat untuk saling menolong, bukan dengan harapan untuk ditolong.”
Di akhir acara, disusun beberapa Rencana Tindak Lanjut, di antaranya:
- Menambah anggota koperasi untuk memperkuat modal, dimulai dari anggota MEK.
- Melakukan sosialisasi ke PCA masing-masing untuk menghimpun dan mengkoordinir anggota.
- Memberikan pemahaman dan pendidikan perkoperasian kepada anggota koperasi yang sudah terdaftar.
- Setelah modal koperasi kuat, pada 2025 akan dilakukan usaha pembelian bersama melalui koperasi. (*)
Penulis Tri Eko Sulistiowati Editor Wildan Nanda Rahmatullah