PWMU.CO – Seluruh bapak ibu guru dan siswa SD Muhammadiyah 9 (SD Mulan) Genteng, Banyuwangi kompak mengenakan pakaian adat saat melakukan upacara peringatan hari sumpah pemuda Senin (28/10/2024).
Semua anak-anak tampak percaya diri mengenakan pakaian adat dari seluruh daerah di Indonesia, ada yang menggunakan pakaian adat dari Aceh, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali bahkan Papua.
Sebelum pukul 07.00 WIB, suasana sekolah sudah mulai tampak ramai dengan kehadiran para wali murid yang mengantarkan putra-putrinya ke sekolah terutama emak-emak yang memiliki anak perempuan. Mereka terlihat sangat antusias dan heboh mengawal putrinya yang lucu-lucu.
Hal ini tidak mengherankan, sebab mereka ingin menunjukkan bahwa pakaian yang mereka kenakan adalah pakaian paling bagus. Pada momen ini, terlihat para siswi kelas 1 dan kelas 2 ada yang tidak mau mingkem (menutup mulut) karena takut lipstik yang digunakan luntur.
Tepat pukul 07.00 WIB suasana mulai terkendali karena upacara memperingati sumpah pemuda akan segera dimulai. Beberapa siswa terlihat tidak bisa berhenti bergerak dan tidak se-tertib pada saat upacara bendera setiap Senin.
Dalam upacara ini, Kepala SD Mulan, Umi Rosyidah SPd menjadi Pembina upacara. Saat itu ia mengenakan pakaian adat Papua yang dipadu dalam balutan busana Islami.
Dalam amanatnya, Umi menyampaikan pesan bahwa sekitar 96 tahun silam, para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di Jakarta untuk melaksanakan kongres kedua dan dari situlah muncul kesepakatan ikrar kebangsaan seperti yang kita kenal saat ini.
“Pada waktu itu situasi bangsa Indonesia masih dalam kungkungan penjajahan Belanda yang selalu berupaya memecah belah antar suku, golongan dan ras sehingga para pemuda atau pelajar tampil untuk mempersatukan bangsa dengan ikrar Sumpah Pemuda,” ujar Umi saat menyampaikan amanat upacara.
SD Mulan Genteng merupakan salah satu sekolah yang ditunjuk oleh Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) setempat untuk melaksanakan upacara sumpah pemuda dengan mengenakan pakaian adat Nasional.
Dalam upacara ini, semua guru dan murid diharuskan untuk menggunakan pakaian adat. Petugas upacara juga diharuskan dari jajaran dewan guru, mulai dari protokol, pengibar bendera dan petugas pembaca teks sumpah pemuda, sedangkan para siswa hanya sebagai pemimpin barisan.
Kegiatan upacara menyambut sumpah pemuda SD Mulan Genteng ini akhirnya selesai setelah 45 menit digelar. Setelah itu, semua siswa dipersilahkan untuk kembali ke kelas masing-masing. (*)
Penulis Abdul Muntholib Editor Ni’matul Faizah