PWMU.CO – Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Sidoarjo menggelar Tabligh Akbar di Pasar Wisata Tanggulangin, Minggu (03/11/2024).
Tabligh Akbar PDA Kabupaten Sidoarjo tersebut menghadirkan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang, Prof Dr Abdul Haris MA sebagai penceramah. Tema yang dibawakan yaitu ‘Pemimpin yang Menginspirasi untuk Indonesia Berkemajuan”.
Mengawali ceramahnya di hadapan 2.500 jamaah, Prof Abdul Haris mengisahkan tentang Abu Dzar yang meminta kepada Rasulullah agar ia dijadikan sebagai pemimpin. Kemudian Rasulullah menasehatinya, “Wahai Abu Dzar kamu ini lemah, karena pemimpin pada hari kiamat nanti akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah. Mereka penuh penyesalan dan kehinaan kecuali bagi orang-orang yang memenuhi syarat menjadi pemimpin dan dapat melaksanakan amanah dengan baik”.
“Jadi, orang yang meminta-minta jabatan dengan tamak tersebut tidak akan diberikan pertolongan oleh Allah SWT,” ungkapnya.
Prof Abdul Haris juga menyampaikan kisah tentang Abu Musa Al Asy’ari yang saat itu datang dengan membawa dua anak laki-laki pamannya. Salah satu di antara mereka meminta kepada Nabi agar dijadikan pemimpin di suatu daerah, maka Rasulullah bersabda, “Demi Allah aku tidak akan mengangkat pemimpin bagi orang yang berambisi”.
“Jabatan itu boleh diminta, asalkan ia memiliki kompetensi, reputasi baik, amanah dan mempunyai rekam jejak yang baik,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa pemimpin itu harus bertanggung jawab, adil, berkompeten serta mau ngopeni masyarakatnya.
“Adapun ciri pemimpin yang menginspirasi. Pertama, memiliki visi yang jelas. Kedua, memilki integritas. Ketiga, memiliki kemampuan mengomunikasikan visinya. Ketiga, memiliki kemampuan berkolaborasi, serta yang keempat, berfikir kreatif (out of the bok).
Sebelum mengakhiri ceramahnya, Guru Besar bidang Pendidikan Bahasa Arab Universitas Muhammadiyah Malang ini berpesan kepada ibu-ibu Aisyiyah agar tidak sekadar mencari ilmu, tetapi juga mampu merekatkan warga Aisyiyah dengan Ortom lainnya di Muhammadiyah.
Selain itu, juga diharapkan dapat menguatkan ekonomi melalui pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ibu-ibu Aisyiyah. (*)
Penulis Ima Lutfiningrum Editor Ni’matul Faizah