PWMU.CO – Pembangunan akan timpang jika tidak ada peran perempuan di dalamnya. Karena itu sudah saatnya perempuan berani berkiprah di ruang publik. Tidak hanya mengurus pekerjaan rumah tangga saja.
Demikian yang disampaikan oleh Dr Tri Susantri, dosen Universitas Airlangga, dalam acara Semiloka Kesetaraan Gender dan Perlindungan Hak Anak Bagi Generasi Muda Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 di Hotel Purnama Batu, Kamis-Sabtu ( 12-14/10/2017).
”Perempuan harus berani berkiprah di ranah politik, sosial, ekonomi dan ranah lainya,” ujar Tri di hadapan 114 peserta yang merupakan perwakilan dari Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) tingkat Jawa Timur dan organisasi kepemudaan tingkat Jatim lainnya.
Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jawa Timur, Drs Supratomo MSi, menambahkan, salah satu kunci keberhasilan dari program kesetaraan gender dan perlindungan hak anak ada di tangan pemuda. ”Karenanya Dispora Jatim terus menyosialisasi yang meliputi penyadaran, pemberdayaan, serta pengembangan,” ungkapnya.
Di sisi lain, Dr Sri Endah Nurhidayati yang juga dosen Unair menyatakan, pemuda Indonesia saat ini sedang dijajah pemikirannya oleh media sosial yang sarat berita hoax, gambar dan film pornografi. ”Hal tersebut merusak leader system pemuda. Jika pemudanya dirusak bagaimana peduli terhadap kesetaraan gender dan pengarusutamaan hak anak?” ujar dia bertanya.
Salah satu peserta perwakilan dari DPD IMM Jawa Timur, Widyastutik, menegaskan, kesetaraan gender harus bisa dikaji dalam tiga aspek yaitu agama, sosial budaya, dan ekonomi. ”Perlu kiranya ada pengembangan kota layak anak yang meliputi aspek agama, sosial budaya dan ekonomi. Yang saat ini hanya ada di Kota Surabaya, dan Kota Malang,” tuturnya.
Sementara Izzudin Fuad Fathoni, perwakilan dari Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jatim berharap Pemprov Jatim bisa memberdayakan pemuda lebih konkret lagi. ”Pemberdayaan perlu dukungan dunia pendidikan dan keterlibatan pemuda dalam aksi nyatanya sehingga kegiatan ekonomi kreatif tumbuh,” tukasnya. (ridia/aan)