PWMU.CO – Kecemasan, galau, dan marah-marah adalah tanda mental yang kurang sehat, jika dibiarkan maka akan menjadikan diri seseorang tidak bersemangat untuk meraih kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut disampaikan oleh ustadz Moh Helman Sueb saat khutbah Jumat di Masjid AR Fahruddin SMA Muhammadiyah 1 Babat (SMA Muh1ba) pada Jumat (8/11/2024).
Dia menjelaskan bahwa seseorang yang mentalnya kurang sehat sangat membutuhkan bimbingan agar dia dapat bangkit dan meraih kebaikan. Allah SWT berfirman dalam Quran Surat Ali ‘Imran Ayat 133.
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Artinya: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh agar kaum Muslimin bersegera meminta ampun kepada-Nya.
Hal tersebut mengandung pelajaran bahwa setiap orang yang beriman harus merasa selalu kurang, merasa masih punya kesalahan, sehingga peluang merasa paling suci dan paling bersih terjauh dari dirinya.
“Istighfar atau memohon ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan bentuk refleksi yang dilakukan oleh orang-orang yang beriman. Siapa saja boleh beristighfar, sebab dengan istighfar kita akan dimudahkan untuk melangkah ke jalan kebaikan,” jelas laki-laki yang juga Wakil Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Babat.
“Kita diperintahkan untuk segera melangkah ke jalan atau amalan-amalan yang menghantarkan kita menuju ke surga. Setelah mampu merefleksi diri, beristighfar, dan beramal shaleh sebagai bentuk ikhtiar menuju surga, selanjutnya kita akan masuk ke dalam lingkaran orang-orang yang bertakwa. Dua hal inilah yang dapat menyehatkan mental kita,” sambungnya.
Kemudian ustadz Moh Helman Sueb juga menyampaikan amalan yang dilakukan oleh orang-orang bertakwa. Ia kemudian membacakan Quran Surat Ali Imran ayat 134 yang berbunyi:
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.
Sifat orang yang bertakwa menurut Quran Surat Ali Imran ayat 134 yaitu pertama, terbiasa berinfak dalam suasana sempit maupun lapang, uang sedikit maupun banyak tetap berinfak. Dalam berinfak tidak bermaksud ingin mendapat pujian, tetapi semata-mata karena Allah SWT.
Sifat orang bertakwa yang kedua adalah terbiasa menahan marah atau tidak mendadak marah ketika disakiti, sabar saat menerima fitnah, serta tidak membuat marah orang lain.
Selanjutnya, sifat orang bertakwa yang ketiga adalah memaafkan kesalahan orang lain. Memaafkan lebih berat daripada meminta maaf, sebab meminta maaf biasanya dilakukan setelah menyadari atau saat dipaksa, sedangkan orang yang memaafkan biasanya merasakan sakit hatinya. Maka dari itu, Islam mengajurkan untuk memberi maaf meskipun sangat berat.
Ustadz Moh Helman Sueb menyimpulkan bahwa jika seseorang memiliki tiga sifat orang yang bertakwa, maka akan membentuk pribadi yang bermental sehat. Selain itu, mereka akan berlomba-lomba melakukan kebaikan serta memiliki keyakinan kuat bahwa semua kebaikan hamba Allah SWT akan diperhitungkan dan dibalas melebihi apa yang pernah dilakukannya di dunia.
“Semoga kita termasuk orang yang beruntung dan sukses dunia akhirat,” pungkasnya. (*)
Penulis Abi Halim Faiz Editor Ni’matul Faizah