PWMU.CO –Ada tujuh golongan di hari kiamat kelak mendapatkan naungan Allah SWT. Siapakah mereka itu?
”Pertama, pemimpin yang bersikap adil dan benar-benar mengemban amanat dengan baik. Tidak melampaui batas, dan tidak meremehkan. Keadilannya tidak beralih pada harta dan tidak beralih pada kesenangan dunia,” ujar Ustadz Ahmad Yunus dalam pengajian bakda Subuh di Masjid Al Furqon Parengan, Maduran, Lamongan, Ahad (15/10/2017).
Pengajian dua pekanan itu digelar oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Maduran. Kali ini mengundang mubaligh dari Ujung Pangkah, Gresik, Ustadz Ahmad Yunus. Kedua, sambung Ustadz Yunus, adalah pemuda yang tumbuh dalam ketaatan hanya kepada Allah. Pemuda seperti ini berbeda dengan kebanyakan pemuda lain yang cenderung suka dunia, lalai akhirat.
”Kalau ada pemuda yang rajin berjamaah di masjid, rajin menghadiri shalat fajar, akhlaknya pun bagus pada bapak-ibunya, dialah pemuda yang jadi harapan akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat,” ungkapnya.
Ketiga adalah orang yang hatinya selalu terkait dengan masjid. Yang dimaksud di sini, jelas Yunus, adalah laki-laki. Karena wanita lebih layak tempatnya di rumah. ”Laki-laki yang hatinya terkait dengan masjid adalah yang biasa menunggu waktunya shalat. Misalnya ia menunggu waktu antara Maghrib dan Isya dengan berada dalam majelis ilmu dengan mendengar kajian Quran atau hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam,” urainya.
(Baca: Ini 26 Tanda Hari Kiamat Berdasarkan Hadits Riwayat Bukhari Muslim)
Keempat adalah dua orang yang saling mencintai di jalan Allah. Keduanya berkumpul karena Allah, dan berpisah karena Allah. Mereka yang berteman karena Allah. Sehingga teman yang dipilih adalah karena tertarik pada keshalihan. Bukan tertarik pada dunia dan harta. ”Pertemanan tersebut dibangun di atas iman sampai maut menjemput,” tegasnya.
Kelima adalah seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, dan laki-laki itu menolaknya. Ia berkata, ”Sesungguhnya aku benar-benar takut kepada Allâh.”
Kisah laki-laki ini seperti terdapat dalam sebuah hadits yang mengisyaratkan tentang kisah Nabi Yusuf dengan permaisuri Raja Mesir yang menggodanya. Kalau tidak dengan pertolongan dan perlindungan Allah tentu Nabi Yusuf bisa saja terjerumus dalam zina,” jelasnya.
Keenam, golongan yang nantinya akan mendapatkan naungan Allah adalah seseorang yang bersedekah dengan satu sedekah. Lalu, ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
”Sedekah yang paling utama adalah sedekah yang dilakukan sembunyi-sembunyi. Nabi Muhammad mengibaratkan tangan kanan yang berinfak lantas tangan kiri tidak mengetahuinya. Ini menunjukkan bahwa yang paling dekat saja tidak mengetahui kalau ia bersedekah,” ujar Ustadz Yunus.
Terakhir, golongan ketujuh adalah seseorang yang rajin berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi, lalu ia meneteskan air matanya karena takutnya hanya kepada Allah. ”Berdzikir seorang diri ketika sepi lebih utama dan menjaga dari pembuatan riya,” pungkasnya. (aan)