Oleh: Rafian
PWMU.CO – Oposisi penting untuk dipahami sebagai check and balance pada berjalannya kebijakan di negara demokrasi.
Dinamika tersebut kita pahami sebagai proses makna politik, sehingga memunculkan ide dan gagasan sebagai upaya membentuk negara Indonesia yang demokratis.
Oposisi yang dinamis sangat penting dimaknai sebagai bagian dari wujud demokrasi yang sehat, untuk memastikan akuntabilitas hingga perlindungan hak dasar dalam masyarakat berdemokrasi.
Bentuk kritik akan kebijakan terkadang juga dianggap sebagai ancaman terhadap negara. Penting untuk dimaknai, bahwa kritik juga dapat bersifat menyejukkan dalam menjawab persoalan penguasa dalam menjalankan kebijakan yang berpihak kepada rakyatnya
Negara Indonesia memerlukan sosok oposisi yang dinamis, oposisi yang dinamis berada di tengah antara penguasa dan rakyat yang merasakan kebijakan.
Keberagaman dinamika politik terkadang menilai, bahwa keberadaan oposisi ketika mendapat jatah program dari penguasa, dinilai sebagai politik transaksional hingga politik balas budi.
Muhammadiyah sendiri merasakan hal tersebut seperti program tambang hingga jatah kementrian pada kepemimpinan baru, apakah hal tersebut dapat menjawab persoalan?, bahwa oposisi yang dinamis juga dapat memunculkan kebijakan yang bersifat menyejukkan untuk rakyatnya.
Tentu hal tersebut sebagai ikhtiar Muhammadiyah sebagai patron yang telah memiliki berbagai sumbangsi pemikiran lewat kritik dan solusi yang menyejukkan untuk menjawab persoalan dinamika kebijakan penguasa.
Muhammadiyah sebagai Oposisi yang Dinamis
Negara yang berkemajuan adalah negara yang mendorong terciptanya sumber daya manusia yang cerdik, berkepribadian dan memiliki adab yang mulia.
Dalam hal ini, keberadaan Muhammadiyah senantiasa mengedepankan bertabayyun dalam menyikapi sebuah kebijakan yang bertentangan dengan rakyat yang merasakan imbas dari sebuah kesepakatan politik didalamnya.
Muhammadiyah telah dikenal sebagai organisasi yang mengedepankan pemikiran visioner sejak lama. Maka dari itu ketika dihadapkan dalam merespon sebuah persoalan, tidak boleh memiliki ego konservatif yang memicu polemik berkelanjutan, karena budaya tersebut bukan dari Muhammadiyah.
Oposisi Politik Dinamis
Dinamika politik dalam berbagai periodesasi kepemimpinan negara indonesia, memiliki berbagai persoalan yang dapat membentuk ciri khas sebuah negara Indonesia yang demokratis.
Dalam pidato kebangsaan Presiden Prabowo Subianto pada pelantikannya, beliau berpesan “Kita tidak boleh memiliki sikap seperti burung unta, kalau melihat sesuatu yang tidak enak memasukkan kepalanya ke dalam tanah mari kita menatap ancaman dan bahaya dengan gagah marilah kita menghadapi kesulitan dengan berani. Marilah kita berhimpun bersatu untuk mencari solusi-solusi jalan keluar dari ancaman dan bahaya tersebut. “
Menilik dari pesan tersebut, dapat dinilai bahwa sejatinya penguasa juga memiliki harapan akan mawas diri dan saling bergandengan tangan sebagai bentuk upaya mendirikan bangsa yang besar dan rakyat merasakan kebijakan yang berpihak.
Dalam hal ini bargaining posision oposisi yang dinamis, memiliki andil tidak hanya mengkritik kebijakan dan memberi solusi, akan tetapi ketika dihadapkan tawaran secara langsung dari bentuk kritikan solutif tersebut dapat menjawab sebuah kebijakan yang menjadi persoalan.
Sumbangsih Oposisi Dinamis
Demokrasi indonesia akan terus berjalan meskipun mengalami pasang surut, sebab adanya keberadaan oposisi menjadi keberagaman ciri khas negara demokrasi Indonesia, bukan penyeragaman dinamika politik tanpa adanya oposisi didalamnya.
Mengkritik sebuah kebijakan menjadi sebuah hal yang harus terjadi di negara demokrasi Indonesia, akan tetapi sebagai negara yang memiliki beragam jenis kebudayaan hingga sejarah di masing-masing daerah, jangan sampai melupakan moral sopan santun dalam menyampaikan pendapatnya.
Posisi Muhammadiyah dari berbagai periodesasi kepemimpinan negara indonesia, senantiasa memberikan andil solusi positif dalam menyejukkan kondisi negara yang mengalami iklim demokrasi didalamnya.
Upaya untuk meningkatkan mutu hasil dari sebuah kritik akan kebijakan yang menyimpang dari rakyat, organisasi Muhammadiyah juga selalu mengedepankan nilai moral yang dapat memperkuat ukhuwah pernyataan, bahwa Indonesia dapat menjadi negara demokrasi yang berkemajuan.
Dalam praktik berdemokrasi, sering kali muncul di berbagai negara sebagai bentuk kritik atas kebijakan feodalisme. Melalui demokrasi, kritik memiliki peran yang dapat menjadi sumbangsi pemikiran gagasan dan ide dalam mengawasi jalannya kebijakan pemerintahan. Tanpa adanya hal tersebut, pemegang kekuasaan dapat semena mena dalam menjalankan kebijakan pada fungsional pemerintahan.
Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun