Oleh: M Mahmud
PWMU.CO – Biar Menterinya berganti, biar kurikulumnya berganti. Guru mengajar atau mendidik dengan hati dan keteladanan.
Mendidik artinya proses transfer pengetahuan dan nilai yang dilakukan melalui kegiatan keteladanan serta pembiasaan, sedangkan mengajar artinya proses mentransfer ilmu pengetahuan dan keterampilan semata.
Mendidik dan mengajar, merupakan dua kata yang menjadi satu. Artinya pada saat mengajar secara bersamaan juga terjadi proses mendidik atau sebaliknya.
Saat ini, masih banyak guru yang mengajar maupun mendidik tidak dengan hati. Untuk mewujudkan mengajar dengan hati di sekolah di butuhkan beberapa hal, di antaranya:
1. Kelembutan Sikap
Kelembutan sikap akan melahirkan cinta dan perasaan. Cinta akan semakin merekatkan hubungan antara guru dengan muridnya.Jika siswa selalu menemukan kelembutan setiap kali berinteraksi dengan guru, maka siswa akan meyakini bahwa gurunya mencintai mereka, sehingga pelajaran yang diajarkan akan lebih mudah untuk diterima.
2. Mengatur Emosi
Guru harus bisa mengelola atau mengatur emosinya dengan baik dan tidak mencampuradukkan masalah pribadi dengan sekolah. Jika emosi jangan sampai mengeluarkan perkataan dan sikap yang buruk, bagaimana pun juga guru adalah teladan bagi para siswa.
3. Pemaaf
Guru harus mampu menjadi sosok yang pemaaf dan menghindari pra konsepsi negatif.
4. Berbuat Seperti Orang Tua
Guru harus bisa berusaha berbuat sebagaimana orang tua pada anaknya.
5. Memahami Karakter Siswa
Guru harus memahami karakter dan kebiasaan siswa untuk mempermudah saat akan membantu mereka.
6. Terampil, Menyenangkan, dan Menginspirasi
Guru harus terampil, menyenangkan, dan menginspirasi siswa.
7. Bersabar
Guru harus sabar dalam mengajar.
8. Tunjukkan Kepedulian
Guru harus menunjukkan kepedulian kepada siswa.
9. Libatkan Siswa
Guru harus melibatkan siswa dalam kegiatan proyek.
10. Berikan Umpan Balik
Guru harus bisa memberikan umpan balik secara teratur.
Konsep keteladanan seorang pendidik sangatlah penting untuk menentukan hasil yang maksimal. Jika seorang pendidik memberikan contoh positif dan menjauhkan diri dari perbuatan yang bertentangan dengan agama, maka siswanya juga akan terbentuk sifat positif seperti jujur, berakhlak karimah dan senantiasa menjauhkan diri dari perbuatan maksiat.
Maka dari itu, keteladanan guru dapat dilakukan dengan menunjukkan sikap yang baik di hadapan siswa, seperti ramah, hormat, sabar, jujur, bertanggung jawab, dan penuh tenggang rasa. Selanjutnya seorang guru jangan pernah bersikap egois atau menang sendiri dalam hal apapun.
Pembelajaran yang mendidik adalah pembelajaran yang bukan hanya menghasilkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga menumbuhkan karakter yang kuat. Selain itu juga mampu menguasai kecakapan hidup agar bisa tampil sebagai manusia yang penuh kasih terhadap sesama.
Sebagaimana gerakan kebiasaan anak Indonesia hebat yang diprogramkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti yaitu kebiasaan bangun pagi, beribadah, berolah raga, gemar belajar, makan sehat dan bergizi, bermasyarakat dan tidur cepat. (*)
Editor Ni’matul Faizah