Sistem pendidikan sekolah Muhammadiyah perlu memaksimalkan model pembelajaran aktif seperti diskusi, proyek kolaboratif, dan pengembangan keterampilan berpikir kritis, agar siswa tidak hanya berwawasan luas, tetapi juga mampu menghadapi tantangan nyata di masyarakat. Lebih dari itu, Muhammadiyah juga perlu mengembangkan keterampilan sosial dan kepemimpinan siswa.
Saat ini, banyak institusi pendidikan global yang memprioritaskan pengembangan keterampilan non-akademik seperti komunikasi, kreativitas, dan pemecahan masalah. Karena itu, agar tetap kompetitif, pendidikan Muhammadiyah juga perlu pembaharuan agar lebih adaptif. Untuk menghadapi tantangan modernisasi ini, menurut saya, Muhammadiyah bisa mulai dengan memperkuat integrasi teknologi dalam proses belajar-mengajar.
Pengamatan saya, beberapa sekolah Muhammadiyah memang sudah mulai mengadaptasi teknologi, tetapi pengembangannya masih terbatas. Misalnya, pembelajaran berbasis teknologi dapat lebih ditingkatkan dengan pelatihan digital bagi guru, pengadaan sarana belajar daring, serta penerapan e-learning yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri.
Selain itu, Muhammadiyah bisa lebih aktif dalam membangun kolaborasi dengan institusi pendidikan lain, baik di dalam maupun luar negeri. Kolaborasi ini tidak hanya memungkinkan pertukaran metode pengajaran yang lebih inovatif tetapi juga membuka kesempatan bagi siswa Muhammadiyah untuk melihat dunia dengan perspektif yang lebih luas.
Wawasan terbuka
Jika gerakan pencerahan Muhammadiyah ingin tetap relevan, Muhammadiyah perlu membuka diri terhadap pembelajaran global dan menerapkan nilai-nilai pencerahan yang bersifat lintas budaya. Mengingat banyaknya lulusan Muhammadiyah yang memiliki kapasitas unggul, membangun jejaring alumni di berbagai bidang juga bisa memperkuat kontribusi Muhammadiyah dalam membangun bangsa.
Secara keseluruhan, saya meyakini bahwa gerakan pencerahan oleh Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk membawa Indonesia pada kemajuan yang nyata. Pendidikan berbasis pencerahan yang tidak hanya mengutamakan pengetahuan tetapi juga karakter dan etika adalah pondasi penting bagi bangsa yang bermartabat. Dengan beberapa pembaruan dan penyesuaian, terutama di bidang teknologi dan pengembangan keterampilan siswa, Muhammadiyah dapat menjadi pelopor dalam membentuk generasi Indonesia yang benar-benar siap menghadapi tantangan masa depan.
Editor Notonegoro