PWMU.CO-Harapan warga Muhammadiyah Samalanga Kab. Bireuen, Aceh, mempunyai masjid tertunda. Siang hari kerja bakti mengecor tiang pilar, tadi malam dibakar orang termasuk balai tempat istirahat.
Pembakaran terjadi setelah selesai shalat Isya. Begitu turun dari meunasah (mushola), jamaah terkejut melihat api berkobar besar di lokasi masjid. Warga segera lapor polisi yang segera datang memadamkan api. Bekisting pilar dan balai hancur rata dengan tanah menyisakan abu hitam di lokasi masjid yang terletak di Desa Sangso Kec. Samalanga, Bireuen.
BERITA TERKAIT Masjid At Taqwa Aceh Dibakar, Abdul Mu’;ti: Itu Dipicu Tuduhan Serampangan bahwa Muhammadiyah adalah Wahabi
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bireuen, Dr Athailah Lathief, dihubungi Rabu (18/10/2017), menjelaskan, persiapan membangun Masjid Taqwa Muhamamdiyah ini sudah tiga tahun. Warga Desa Sangso mendukung pembangunan masjid ini, mereka pun ikut kerja bakti mengecor. ”Hanya orang dayah (pesantren, Red) yang menentang. Tuduhannya masjid itu akan menandingi kelompok Aswaja,” jelas Athoilah.
Beberapa kali sudah diadakan pertemuan hingga ke kabupaten, sambung Athoilah, namun upaya damai gagal karena pihak dayah tidak hadir. ”Satu bulan melihat suasana sudah dingin karena penentangan mereda, maka pembangunan masjid ini kita mulai dengan kerja bakti gotong royong melibatkan warga,” ujarnya. ”Ternyata malam harinya mereka bakar,” lanjut Athoilah.
Sebelum kerja bakti mengecor pilar, kata Athoilah, diadakan rapat Muspika yang dihadiri camat, Kapolsek, Koramil dan panitia untuk antisipasi jika terjadi gerakan penolakan. Dalam rapat itu diputuskan pembangunan jalan terus.
Dia menjelaskan, prosedur pendirian masjid sudah lengkap semua. Rencananya masjid berdiri di atas tanah seluas 2.700 meter persegi. Tanah itu merupakan wakaf tunai jamaah. Status tanah sudah bersertifikat atas nama Persyarikatan Muhammadiyah. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) juga sudah ada. Pembuatan talut di bibir sungai dan jalan menuju lokasi lahan mesjid juga sudah selesai dikerjakan. Penentuan arah kiblat pun sudah ditetapkan oleh Kemenag Bireuen.
BACA JUGA:: Dirobohkannya Masjid Kami, Sebuah Kisah Nyata Intoleransi Mayoritas pada Minoritas
Warga setempat selama ini aktif mengikuti pengajian yang diadakan oleh PCM Samalanga di meunasah. Kec. Samalanga terdiri tiga desa yaitu Sangso, Rheum Barat, dan Pante Rheng. ”Dengan warga sekitar tidak ada persoalan. Protes hanya dilakukan pimpinan dayah yang mengerahkan santrinya,” tuturnya.
Athoilah menceritakan, semula dimulainya pembangunan Masjid At Taqwa Samalanga ini direncanakan Idul Adha lalu ketika PDM Bireuen mengundang Ustadz Prof Dr HM Din Syamsuddin MA. Usai khutbah di Bireuen, semestinya ke Samalanga meletakkan batu pertama masjid ini. Tapi muncul penentangan dari dayah sehingga acara dibatalkan. ”Padahal prasasti sudah ditandatangani Pak Din pada 31 Agustus 2017 bertepatan 9 Dzulhijjah 1438 H,” paparnya. (sgp)