Para peserta Pelatihan Perawatan Jenazah saat belajar mengkafani jenazah, Sabtu (16/11/2024). (Haryanti/PWMU.CO).
PWMU.CO – Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) Pimpinan Cabang Aisyiyah Sidoarjo mengadakan pelatihan perawatan jenazah pada Sabtu (16/11/2024).
Tidak sendirian, mereka bersinergi dengan Majelis Tabligh dan Ketarjihan serta Lembaga Budaya seni dan Olah Raga (LBSO).
Lebih lanjut, pelatihan tersebut bertempat di Masjid Al Falah yang berada di SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo. Pesertanya adalah 5 orang utusan dari 19 Ranting yang ada di Kecamatan Sidoarjo. Selain itu, ada juga 2 orang utusan dari 7 majelis dan 2 Lembaga. Sehingga jumlah total peserta ada 113 orang.
Dorong Adanya Tim Perawatan Jenazah di Tiap Ranting
Pelatihan ini merupakan pelaksanaan program dari MKS yang sudah di-tanfidzkan. Tujuannya untuk memberi pengetahuan kepada anggota ranting tentang tata cara perawatan jenazah sesuai tuntunan dan syariat Islam.
Dalam sambutannya, Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah Sidoarjo Ir Haryanti berharap kelanjutan dari acara pelatihan ini adalah setiap ranting mempunyai tim perawatan jenazah yang handal dan mumpuni. Tidak hanya bermanfaat untuk rantingnya saja, namun juga untuk masyarakat luas.
Di sisi lain, Umayani SAg MPdI selaku Narasumber menjelaskan dengan gamblang tata cara perawatan jenazah mulai memandikan, mengkafani hingga pelaksanaan sholat jenazah.
Semua materi ia kupas tuntas hingga membuat peserta sangat antusias. Hal ini terbukti dengan munculnya banyak pertanyaan seputar mitos yang ada selama ini sampai pertanyaan yang diluar prediksi Bu Umi, sapaan akrabnya.
Peserta terbagi dalam kelompok kecil saat pelaksanaan praktek. Terbatasnya jumlah manekin membuat ibu-ibu berimprovisasi dengan menjadikan rekan dalam tim sebagai model jenazah.
Gelak tawa peserta semakin menambah semarak acara pelatihan. Apalagi jika model jenazahnya berukuran besar.
Acara berakhir dengan tata cara sholat jenazah beserta doa yang panjang yang ibu-ibu peserta hafalkan. Tidak heran, sebab rata-rata peserta pelatihan perawatan jenazah sudah berusia tak lagi muda.
Meski demikian, Bu Umi memberikan trik supaya mudah menghafal. Yaitu dengan membaca bersama saat pengajian ranting sebelum ustadz pengisi datang. “Insya allah dalam 2 bulan ibu-ibu akan hafal doa tersebut” tuturnya.
Penulis Haryanti, Editor Danar Trivasya Fikri