PWMU.CO– Ibu-ibu tak perlu lagi khawatir gosong ketika memasak ditinggal menonton TV atau membaca. Sebab problem itu sudah dipecahkan oleh murid SD Muhammadiyah Manyar, Gresik, yang merancang Detektor Aktif Anti Gosong disingkat Detektif Agos.
Penemunya adalah Nasya Nadhira Ghazyah dan Raissa Pranadita Rappe siswi kelas 6 yang berusia 11 tahun. Detektor ini terdiri rangkaian pelacak asap dan sinyal suara peringatan adanya asap berlebihan.
Alat ini memiliki keunikan dilengkapi suara buzzer dan juga suara rekaman yang diinginkan pemilik sebagai bunyi peringatan.
”Detektor dapur ini termasuk baru belum pernah dibuat. Padahal dibutuhkan untuk mencegah masakan gosong dan kebakaran di dapur,” ujar Raissa Pranadita Rappe menerangkan.
Alat ini dipasang di dapur dan memiliki fungsi yaitu meminimalkan risiko kebakaran di rumah, memperingatkan penghuni rumah terhadap kelalaian saat menggunakan kompor, dan mengantisipasi ketika penghuni rumah lelah, lalai atau tertidur saat memasak.
“Jadi Detektif Agos bisa mengurangi jumlah kasus kebakaran di sekitar kita akibat kelalaian ketika memasak,” kata Nasya menambahkan.
Cara kerja alat ini, ketika di dapur ada orang maka loudspeaker dan LED mati. ”Saat di dapur ada orang, Detektif Agos menganggap dapur dalam kondisi terpantau sehingga aman,” cerita Raissa. Tetapi sewaktu dapur kosong, sensor tidak menangkap keberadaan orang maka LED menyala. Jika terdapat asap, maka loudspeaker segera membunyikan alarm ”Ma … Gosong Ma …Gosong” secara berulang-ulang.
Mendengar bunyi peringatan itu seketika penghuni rumah tahu ada kondisi darurat di dapur sehingga perlu bergegas memeriksa kompor. Dengan demikian masakan terselamatkan dari hangus dan mencegah kebakaran.
Ide terciptakan Detektif Agos ini, kata Raissa dan Nasya, berawal dari keluhan mamanya yang kadang masakan gosong saat ditinggal. Kemudian mereka survei ke tetangga dan ustadzah menanyakan apakah mengalami hal serupa. Hasilnya 98,08% responden mengaku pernah mengalami hal yang sama dan membutuhkan alat pengingat.
”Data itulah yang memotivasi kami melanjutkan penelitian dengan menciptakan Detektif Agos,” seru mereka bersemangat. Nasya dan Raissa mengaku suka membuat alat ini karena ada konsep IPA yang mereka pelajari di antaranya konversi energi.
”Kami bersyukur Detektif Agos bisa menjadi solusi untuk mama di rumah,” jelas mereka. Melalui alat kreasi mereka inilah, dua siswi SDM Manyar ini meraih Karya Sains Terbaik dalam Kalbe Junior Scientist Award 2017 di Jakarta pekan lalu. (ria)