PWMU.CO – Pada Rabu (20/11/2024), SD Muhammadiyah 1 Pucuk dan SD Muhammadiyah 1 Turi Lamongan menggelar In House Training (IHT) tentang Pembuatan Modul Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan perancangan pembelajaran menyenangkan berbasis Artificial Intelligence (AI). Kegiatan ini berlangsung di ruang kelas 1 SD Muhammadiyah 1 Pucuk.
Acara dimulai dengan pembukaan oleh pembawa acara, dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Muhammadiyah. Romaji, S.Pd.I., Kepala SD Muhammadiyah 1 Pucuk, menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi.
Pemaparan Kurikulum P5
Athiq Amiliyah, guru matematika SD Muhammadiyah Manyar, menjelaskan struktur kurikulum P5 berdasarkan regulasi Kurikulum 2024. Ia mengarahkan peserta untuk menyusun struktur kurikulum P5 untuk masing-masing sekolah. Dari diskusi, disepakati bahwa pelaksanaan P5 pada semester 1 akan dilakukan selama 16 hari dengan sistem blok.
Athiq juga menjelaskan cara membuat alur aktivitas proyek, mulai dari menentukan dimensi, elemen, subelemen, hingga deskripsi capaian. Alur tersebut terdiri dari lima tahap, yaitu pengenalan, kontekstualisasi, aksi, refleksi, dan tindak lanjut.
Peserta IHT dibagi menjadi tiga kelompok: dua kelompok dari SD Muhammadiyah 1 Pucuk (kelas kecil dan kelas besar) serta satu kelompok dari SD Muhammadiyah 1 Turi. Setiap kelompok diminta membuat alur aktivitas proyek menggunakan manila, kemudian mempresentasikannya di depan peserta lain.
Kelompok kelas kecil SD Muhammadiyah 1 Pucuk mengangkat tema “Merbabu” (Mari Bersahabat dengan Buah) dengan fokus pada gaya hidup berkelanjutan. Dalam tahap kontekstualisasi, mereka merencanakan mengundang ahli gizi untuk menjelaskan kandungan gizi buah-buahan kepada siswa.
Pemanfaatan AI dalam Pembelajaran
Shofan Hariyanto, guru TIK SD Muhammadiyah Manyar, menyampaikan materi tentang pemanfaatan teknologi AI dalam menciptakan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan. Sesi ini dimulai dengan ice breaking, di mana peserta diminta memindai barcode untuk mengisi teka-teki silang online.
Shofan menjelaskan bahwa teknologi AI tidak hanya mempermudah guru dalam mengelola pembelajaran, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar yang personal dan menarik bagi siswa.
“AI memungkinkan ustaz dan ustazah merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu siswa. Misalnya, melalui aplikasi berbasis AI, guru dapat mengakses materi yang relevan, mendapatkan umpan balik langsung, membuat modul ajar, hingga menyelenggarakan simulasi interaktif,” jelas Shofan.
Ia juga memberikan contoh penggunaan alat seperti ChatGPT, Gemini, Canva, Kahoot, dan Quizizz untuk membantu guru membuat modul pembelajaran dan soal-soal adaptif. Sebagai penutup, Shofan meminta peserta mengunggah modul ajar dan soal yang telah dibuat menggunakan AI ke Google Drive.
Manfaat IHT bagi Peserta
Sintia Laraswati Amesa, peserta dari SD Muhammadiyah 1 Pucuk, menyampaikan bahwa IHT ini sangat membantu dalam mempersiapkan pelaksanaan P5 di sekolah.
“Setelah mengikuti IHT ini, kami lebih siap menghadapi P5 karena bisa bertukar pikiran dan mendapat masukan terkait alur P5. Selain itu, kami juga lebih mudah merancang pembelajaran menyenangkan dengan memanfaatkan teknologi AI,” ujarnya. (*)
Penulis Athiq Amiliyah Editor Wildan Nanda Rahmatullah