Di tingkat dasar dan menengah, Muhammadiyah mengembangkan model pembelajaran berbasis riset dan teknologi. (Hassan Al Wildan/PWMU.CO).
Oleh Deka Messi Araya
PWMU.CO – Lebih dari seabad lalu, KH Ahmad Dahlan telah meletakkan fondasi pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia. Dengan gagasan cemerlangnya yang menggabungkan pendidikan modern dan nilai-nilai keislaman, beliau membuka lembaran baru dalam sejarah pendidikan nasional.
Kini, setelah 112 tahun perjalanannya, Muhammadiyah telah menjelma menjadi kekuatan pendidikan terbesar di Indonesia dengan ribuan lembaga pendidikan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Sebagai gerakan pencerahan, kontribusi Muhammadiyah dalam dunia pendidikan tidak bisa dipandang sebelah mata. Data terkini menunjukkan bahwa organisasi ini mengelola lebih dari 2.500 sekolah dasar, 1.800 sekolah menengah pertama, 1.300 sekolah menengah atas, 160 perguruan tinggi, dan ratusan pesantren modern.
Angka-angka ini bukan sekadar statistik, melainkan bukti nyata komitmen Muhammadiyah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Di tengah tantangan pendidikan nasional yang semakin kompleks – dari kesenjangan kualitas hingga kenakalan remaja – Muhammadiyah hadir dengan konsep pendidikan holistik yang memadukan aspek intelektual, spiritual, dan sosial.
Ciri Khas Lembaga Pendidikan Muhammadiyah
Model pendidikan “Al-Islam dan Kemuhammadiyahan” (AIK) yang menjadi ciri khas lembaga pendidikan Muhammadiyah tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan umum dan agama, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepedulian sosial.
Program unggulan seperti “Sekolah Muhammadiyah Unggulan” dan “Kampus Merdeka Muhammadiyah” menjadi bukti bagaimana organisasi ini terus berinovasi dalam menghadapi tantangan zaman.
Di tingkat dasar dan menengah, Muhammadiyah mengembangkan model pembelajaran berbasis riset dan teknologi. Laboratorium-laboratorium modern, perpustakaan digital, dan program pertukaran pelajar internasional menjadi hal lumrah di sekolah-sekolah Muhammadiyah unggulan.
Kemudian di jenjang pendidikan tinggi, Muhammadiyah tidak kalah progresif. Program “Kampus Merdeka Muhammadiyah” yang tersinergi dengan kebijakan pemerintah telah membuka kesempatan lebih luas bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri.
Kerja sama dengan ratusan universitas luar negeri, program dual degree, dan riset kolaboratif internasional menjadi bukti bahwa perguruan tinggi Muhammadiyah mampu bersaing di kancah global.
Yang menarik, pendidikan Muhammadiyah tidak hanya fokus pada aspek akademik. Melalui program “Pendidikan untuk Semua”, organisasi ini aktif mengembangkan pendidikan inklusi dan pendidikan khusus. Sekolah Luar Biasa (SLB) Muhammadiyah yang tersebar di berbagai daerah menjadi bukti nyata kepedulian organisasi ini terhadap pendidikan kaum difabel.
Pemerataan Pendidikan
Adapun dalam konteks pemerataan pendidikan, Muhammadiyah mengembangkan program “Sekolah Pinggiran” yang fokus membangun lembaga pendidikan di daerah terpencil dan tertinggal. Program beasiswa “Sang Surya” yang diperuntukkan bagi siswa kurang mampu dan program “Guru Tugas Muhammadiyah” yang mengirim tenaga pendidik ke pelosok negeri menjadi bukti komitmen organisasi ini dalam mengatasi kesenjangan pendidikan.
Di era digital, Muhammadiyah juga tidak ketinggalan dalam mengembangkan platform pembelajaran digital. “MuLearn” – platform e-learning Muhammadiyah – telah memfasilitasi pembelajaran jarak jauh bagi jutaan siswa, terutama selama masa pandemi. Inovasi ini diperkuat dengan pengembangan “Digital Library Muhammadiyah” yang menyediakan akses terhadap ribuan sumber belajar digital.
Dalam pengembangan SDM pendidik, Muhammadiyah rutin menyelenggarakan program peningkatan kompetensi guru melalui “Muhammadiyah Teacher Development Center”. Program sertifikasi guru, pelatihan metodologi pembelajaran modern, dan workshop pengembangan media pembelajaran digital menjadi agenda rutin yang diikuti puluhan ribu guru Muhammadiyah setiap tahunnya.
Tidak hanya itu, melalui “Majelis Dikdasmen” dan “Majelis Pendidikan Tinggi”, Muhammadiyah terus mengembangkan kurikulum yang adaptif terhadap tuntutan zaman. Integrasi pendidikan karakter, literasi digital, dan keterampilan abad 21 dalam kurikulum pembelajaran menjadi bukti bahwa pendidikan Muhammadiyah senantiasa relevan dengan kebutuhan zaman.
Menatap masa depan, Muhammadiyah telah menyiapkan roadmap pendidikan 2025 yang fokus pada pengembangan “Smart School” dan “Smart Campus”. Konsep ini tidak hanya berbicara tentang digitalisasi, tetapi juga tentang bagaimana menciptakan ekosistem pendidikan yang cerdas, adaptif, dan berkelanjutan.
Tantangan pendidikan di era revolusi industri 4.0 dan society 5.0 menuntut transformasi lebih lanjut. Muhammadiyah, dengan pengalaman lebih dari seabad dalam dunia pendidikan, memiliki modal kuat untuk terus berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
AI untuk Pembelajaran
Pengembangan artificial intelligence dalam pembelajaran, penguatan pendidikan vokasi, dan perluasan kerja sama internasional menjadi fokus pengembangan ke depan.
Gerakan pencerahan pendidikan yang diusung Muhammadiyah sejatinya adalah manifestasi dari cita-cita besar menciptakan generasi yang “berilmu amaliah dan beramal ilmiah”. Sebuah generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan kedalaman spiritual. Inilah kontribusi nyata Muhammadiyah dalam mewujudkan Indonesia Berkemajuan melalui jalur pendidikan.
Selanjutnya dalam konteks pengembangan karakter, Muhammadiyah mengembangkan program “Character Building Camp” yang terselenggara secara berkala di berbagai level pendidikan.
Program ini tidak sekadar mengajarkan nilai-nilai moral, tetapi juga melatih kepemimpinan, kerja sama tim, dan kepekaan sosial melalui berbagai aktivitas outdoor dan proyek sosial kemasyarakatan. Hasilnya, tidak sedikit alumni pendidikan Muhammadiyah yang kini menjadi tokoh-tokoh penting di berbagai bidang, dari politik hingga bisnis.
Melalui berbagai terobosan dan inovasi tersebut, Muhammadiyah terus membuktikan komitmennya dalam mengembangkan pendidikan berkualitas yang inklusif dan berkeadilan. Pengalaman lebih dari seabad dalam dunia pendidikan, ditambah dengan semangat pembaharuan yang tak pernah padam, menjadikan organisasi ini sebagai salah satu pilar utama dalam pembangunan pendidikan nasional.
Di tangan Muhammadiyah, pendidikan tidak sekadar menjadi sarana transfer ilmu, tetapi juga instrumen pembebasan dan pencerahan menuju Indonesia yang lebih berkemajuan.
Editor Danar Trivasya Fikri