PWMU.CO – Siswa MAM 8 Takerharjo, Solokuro, Lamongan, melakukan kunjungan pembelajaran ke rumah H Abdul Jalil, seorang pedagang ayam dengan omzet Rp 450 juta per bulan pada Jumat (22/11/2024).
Sekitar pukul 14.00 WIB, sebanyak 55 siswa berangkat ke lokasi dengan menggunakan sepeda motor, didampingi oleh dua orang guru. Setibanya di sana, rombongan disambut dengan hangat oleh tuan rumah. Mereka bahkan disuguhi buah-buahan dan air mineral sebagai bentuk keramahan.
Ketika adzan Ashar berkumandang, H Abdul mengajak para siswa dan guru untuk melaksanakan shalat berjamaah di lantai dua rumahnya. Kunawi SAg bertindak sebagai imam sekaligus pemandu jalannya Kuliah Tujuh Menit (Kultum).
Dalam kesempatan tersebut, salah satu Siswa kelas 10, Jaisyu Robani memberikan ceramah singkat tentang syarat-syarat penyembelihan hewan agar halal dikonsumsi.
Jaisyu menjelaskan bahwa ada empat syarat utama dalam penyembelihan hewan:
1. Penyembelih harus berakal sehat dan menghadap kiblat.
2. Alat penyembelihan harus berupa pisau yang tajam.
3. Bagian yang dipotong adalah tenggorokan, kerongkongan, atau urat leher.
4. Penyembelih harus membaca basmallah, shalawat, atau takbir sebelum menyembelih.
Setelah ceramah, para siswa mengikuti sesi tanya jawab dengan H Abdul. Ia menceritakan kisah perjuangannya yang berawal menjadi tukang ojek hingga menjadi pedagang ayam sukses. Menurutnya, dorongan dan bantuan modal dari Pak Surya, pemilik Toserba Tiara, menjadi titik balik dalam perjalanan usahanya.
Namun, usahanya tidak selalu berjalan mulus. Ia sempat mengalami berbagai tantangan, seperti ditipu pelanggan dan mengirim ayam tanpa menerima bayaran. Meski begitu, ia tidak menyerah.
H Abdul mencari ayam yang sehat dengan harga terjangkau dan bekerja sama dengan sopir untuk memasarkan produknya ke berbagai wilayah, termasuk Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, Bali, Sumatera, dan Kalimantan. Semua proses penyembelihan ayam dilakukan secara manual tanpa menggunakan mesin, dibantu oleh beberapa karyawan.
Setelah berbagi cerita, H Abdul kemudian mengajak para siswa ke tempat penyembelihan ayam. Di sana, ia memberikan enam ekor ayam kepada siswa untuk praktik penyembelihan.
Ketua kelas mempraktikkan penyembelihan sesuai dengan sunah-sunah Islam, seperti membaca basmalah, shalawat, menghadap kiblat, menggulingkan ayam ke rusuknya, serta memotong pangkal dan urat leher. Kegiatan ini diawasi oleh para guru dan disaksikan seluruh siswa. (*)
Penulis Mushlihin Editor Ni’matul Faizah