PWMU.CO – Pemadam Kebakaran (Damkar) Lamongan mengadakan sesi pembelajaran bagi 423 warga PAUD Aisyiyah, MIM 3, MTsM 7, dan MAM 8 Takerharjo Solokuro pada Sabtu (23/11/2024).
Mobil Damkar tiba di halaman MAM 8 Takerharjo sekitar pukul 09.00 pagi. Petugas Damkar mulai menata peralatan simulasi mitigasi bencana, seperti ular, kompor, karung, air, alat pelindung diri, korek api, dan tong.
Guru, murid, dan orang tua berkumpul mengelilingi mobil Damkar. Kepala TK, Husni Insyayaini SPd membuka pembelajaran dengan mengucapkan basmalah. Dalam sambutannya, ia menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada guru, murid, dan orangtua mengenai upaya pencegahan bencana agar tidak menimbulkan kerugian, kerusakan, atau masalah lainnya.
Setelah itu, petugas Damkar memperkenalkan diri dan menyapa dengan semangat. Mereka juga bertanya, “Adakah di antara kalian yang bercita-cita menjadi petugas Damkar?”
Beberapa murid PAUD dan MIM mengangkat tangan. Petugas pun mendekati mereka, bertanya nama serta tugas Damkar kepada masing-masing anak. Murid-murid menjawab dengan percaya diri. Jawaban mereka bervariasi, seperti memadamkan api, menyelamatkan orang, menangkap hewan berbahaya (ular, biawak, tawon), mengasihi kucing, dan bahkan melepaskan cincin.
Tepuk tangan meriah terdengar setelah jawaban-jawaban itu. Namun, suasana semakin riuh saat seorang anak menjawab bahwa tugas Damkar adalah menangkap perampok dan mengobati orang kesurupan. Petugas pun tertawa dan menjelaskan, “Itu sebenarnya tugas polisi dan orang pintar, seperti kiai.”
Selanjutnya, petugas meminta Qoshid Azzahid (kelas 11) dan Yusuf (kelas 10) untuk mengenakan alat pelindung diri (APD). Setelah itu, petugas mengeluarkan ular sepanjang 1 meter yang telah diisolasi mulutnya.
Murid-murid berebut untuk memegang ular tanpa rasa takut. Ular pun dilepaskan, dan Yusuf dan Zahid memperagakan cara menangkap ular dengan menggunakan sarung tangan, helm, tangga, senter, dan grab stick untuk menjepit kepala ular berbisa.
Kemudian, petugas menyalakan api unggun di dalam tong dan mengajarkan cara memadamkan api. Jika terjadi kebakaran, gunakan alat pemadam api ringan (APAR) atau, jika tidak ada, karung basah untuk menutup api. Petugas juga mengingatkan untuk selalu memperhatikan arah angin saat memadamkan api.
Petugas juga melakukan simulasi kebakaran gas elpiji. Mereka menunjukkan cara yang benar untuk mematikan kompor, melepaskan selang dari kompor, dan mencabut regulator dari tabung gas. Petugas menekankan bahwa air tidak boleh digunakan untuk memadamkan api kebakaran gas, melainkan gunakan handuk basah untuk menutup api.
Di akhir sesi, petugas meminta seluruh murid untuk berdiri di halaman. Kemudian, mereka menyemprotkan air dari mobil Damkar ke arah peserta. Meskipun seluruh tubuh basah kuyup, murid-murid tampak sangat gembira.
“Pembelajaran yang sangat menyenangkan bersama Pemadam Kebakaran Lamongan,” ujar Mala, siswi MTsM 7 Takerharjo, dengan senyum lebar. (*)
Penulis Mushlihin Editor Wildan Nanda Rahmatullah