PWMU.CO – Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Aisyiyah Turki sukses menggelar Baitul Arqam (BA) perdana pada (13-14/12/2024) di Istanbul, Turki. Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan BA Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Turki dan dihadiri lebih dari 50 peserta dari berbagai wilayah di Turki.
Ketua Aisyiyah, Azzatur Robicha Suudi menyampaikan pesan pada penutupan acara agar kader Muhammadiyah di Turki dapat terus mengembangkan diri dan menanamkan nilai-nilai kemuhammadiyahan.
“Semangat belajar dan nilai-nilai ini jangan sampai hilang setelah BA selesai,” ujar Azza.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada panitia dan peserta yang hadir. Kegiatan BA Aisyiyah Turki turut mendapat dukungan dari Majelis Pembinaan Kader (MPK) PP Aisyiyah. Sejumlah pemateri hadir memberikan materi, di antaranya Normasari, Erni Zuhriyati, Lailatis Syarifah, dan Andri Martiana.
Baitul Arqam Perdana
Hari pertama BA dibuka dengan sambutan dari Haedar Nahir dan perwakilan Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani PP Muhammadiyah. Sementara itu, pada hari kedua, BA antara PCIM dan PCIA dilaksanakan terpisah karena perbedaan materi.
Materi Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) disampaikan secara langsung oleh Dzar Al-Baanna dari MPKSDI PP Muhammadiyah. Sesi ini membahas isu penting, termasuk tata cara bermasyarakat warga Muhammadiyah, permasalahan tambang, serta relasi Muhammadiyah dengan umat beragama non-Islam.
Materi Aisyiyah Turki pada hari kedua disampaikan melalui Google Classroom. Materi pertama bertajuk “Dinamika Gerakan Aisyiyah dan Isu Gender dalam Islam” disampaikan oleh Laililah.
Ia menekankan bahwa Aisyiyah telah lama berfokus pada isu kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan sejak berdirinya.
Materi kedua tentang “Kepemimpinan Perempuan dalam Islam” dibawakan oleh Erni Zuhriyati. Dalam penyampaiannya, ia menyoroti Surah An-Nisa ayat 75 dan peran istri Rasulullah SAW sebagai pemimpin di masanya.
Menurutnya, Aisyiyah hadir untuk memberdayakan perempuan dan menghapus stigma perempuan hanya sebatas 3M (macak, manak, masak). Kepemimpinan Aisyiyah didasarkan pada kepemimpinan kolektif kolegial yang menekankan musyawarah dan amal saleh.
Materi selanjutnya mengenai “Manajemen Konflik dalam Organisasi” disampaikan oleh perwakilan MPK PP Aisyiyah. Materi ini menyoroti pentingnya kemampuan manajemen konflik dalam organisasi akibat perbedaan pendapat, pemikiran, dan kepentingan. Kader Aisyiyah diajak untuk memahami cara menjaga keharmonisan, memecahkan masalah, serta menjaga efektivitas organisasi.
Setelah seluruh rangkaian materi selesai, peserta Aisyiyah Turki mengisi post-test dan menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang dipresentasikan satu per satu. Acara ditutup dengan sesi foto bersama kader Muhammadiyah di Turki sebagai penutup resmi BA perdana ini. (*)
Penulis Tri Julia Wulandari Editor Amanat Solikah