Tantangan dan Harapan
Meski telah menuai banyak apresiasi, perjalanan Istiana dan Madrasah Ibu tidak lepas dari tantangan. Salah satu kendala terbesar adalah minimnya sarana dan prasarana. Buku Iqro dan al Quran sering kali tidak mencukupi untuk semua peserta. Selain itu, akses transportasi yang sulit di Pulau Kangean membuat bantuan dari luar sulit dijangkau.
Namun, Istiana tidak pernah menyerah. Ia terus berupaya mencari dukungan dari berbagai pihak, baik dari organisasi Nasyiatul Aisyiyah maupun komunitas lain.
“Kami percaya, di balik setiap kesulitan pasti ada jalan. Selama kita ikhlas dan terus berusaha, Allah pasti membantu,” ujarnya optimis.
Ke depan, Istiana berharap Madrasah Ibu dapat berkembang lebih luas dan memberikan manfaat yang lebih besar. Ia juga bermimpi suatu hari nanti bisa mencetak buku panduan belajar mengaji khusus untuk lansia, agar mereka lebih mudah memahami pelajaran.
Menjadi Teladan Bagi Generasi Muda
Kisah Atun Istiana adalah bukti nyata bahwa seorang individu bisa membawa perubahan besar di masyarakat. Dedikasinya terhadap pendidikan agama dan pemberdayaan lansia menjadi teladan bagi generasi muda, khususnya kader-kader Nasyiatul Aisyiyah.
“Kami ingin melahirkan generasi yang peduli dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya, seperti yang dicontohkan Mbak Istiana,” kata salah satu kader Nasyiatul Aisyiyah di Arjasa.
Semangat Istiana juga mengingatkan kita bahwa pendidikan adalah hak semua orang, tanpa memandang usia atau latar belakang. Madrasah Ibu telah membuktikan bahwa dengan ketulusan dan kerja keras, hambatan apa pun dapat diatasi.
Madrasah Ibu di Pulau Kangean bukan hanya tempat belajar mengaji, tetapi juga simbol harapan, perjuangan, dan kebersamaan. Di bawah kepemimpinan Atun Istiana, madrasah ini telah memberikan dampak nyata bagi masyarakat, khususnya para lansia. Dengan segala tantangan yang ada, Istiana terus melangkah maju, membawa semangat perubahan dan inspirasi bagi banyak orang. Pulau Kangean patut berbangga memiliki sosok seperti Istiana, yang dengan ketulusan dan kerja kerasnya telah menjadi cahaya di tengah keterbatasan.
Kisah Madrasah Ibu adalah inspirasi bagi banyak orang. Di tangan Atun Istiana dan FKPS, tempat sederhana ini telah menjadi pusat pendidikan dan pemberdayaan yang mengubah hidup masyarakat Pulau Kangean. Dengan semangat yang tak pernah padam, mereka terus melangkah maju, membawa harapan bagi generasi muda dan lansia di desa mereka. Perjuangan mereka adalah pengingat bahwa keterbatasan bukanlah penghalang, melainkan tantangan untuk terus maju dan berkarya. (*)
Penulis Zahrotul Janah Editor Amanat Solikah