
PWMU.CO – Tim Asistensi Mengajar dari Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya (UNESA), mengadakan kegiatan pembelajaran inovatif di SD Muhammadiyah 1 Driyorejo, Gresik (SD Mudri).
Pembelajaran yang diikuti oleh siswa kelas 1 ini mengusung materi literasi dan numerasi yang dikemas dalam bentuk permainan ular tangga edukatif.
Tim tersebut terdiri dari lima mahasiswa semester 5, yaitu Lailatul Fitriyah, Izzah Putri Ramadhania, Tarisya Amelya Indana Zulfa, Haura Nafisah Putri Wahyudi, dan Mufidatul Agustin.
Kegiatan yang digelar pada Kamis (12/12/2024) ini berlangsung di bawah pengawasan Kepala Urusan (Kaur) Kurikulum, Aulia Firdaus Sugiarto SPd.
Tim yang mempersiapkan permainan ular tangga berukuran 200 sentimeter x 200 sentimeter ini mengawali kegiatan dengan menyampaikan aturan dan tujuan pembelajaran kepada siswa.
“Ukuran memang dibuat besar supaya menarik minat siswa,” ucap Ketua Tim Asistensi Mengajar, Lailatul Fitriyah.
Sementara itu, Tarisya Amelya menambahkan bahwa tujuan utama permainan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi anak, sekaligus mengasah kemampuan berpikir kritis, analitis, serta keterampilan mereka dalam memecahkan masalah.
Ukuran permainan ular tangga yang tak biasa ini berhasil menarik perhatian salah satu Siswa kelas 1, Dzihan Aulia Ardhani. “Wah, besar sekali!,” ungkapnya.
Setelah menjelaskan tujuan permainan, Haura Nafisah kemudian menjelaskan mengenai teknis pelaksanaan permainan ular tangga.
Permainan ular tangga literasi dan numerasi adalah perpaduan antara permainan ular tangga tradisional dengan proses belajar yang menyenangkan. Setiap kotak yang ada pada papan permainan berisi pertanyaan yang berkaitan dengan kemampuan literasi, seperti membaca, menulis, memahami teks, serta numerasi, yang mencakup berhitung dan memecahkan masalah matematika.
“Dalam satu kelas, siswa dibagi menjadi 4-5 kelompok. Setiap kelompok akan bergiliran melempar dadu dan maju sesuai jumlah mata dadu yang keluar,” jelasnya
Ia juga menjelaskan, jika dadu berhenti pada kotak berisi soal, pemain harus menjawab soal tersebut dengan benar untuk bisa melanjutkan permainan. Jika berhenti pada kotak kejutan, maka mereka akan mendapatkan hukuman.
“Soal yang diberikan seputar materi lambang Pancasila, nama bilangan, serta materi matematika mengenai penjumlahan dan pengurangan angka. Hukuman akan diberikan jika siswa salah menjawab soal, yaitu dengan menirukan suara hewan dari flashcard hewan yang dipilih. Flashcard yang dibungkus dalam amplop ini akan membuat semua deg-degan karena tidak tahu suara hewan apa yang harus ditirukan,” sambungnya.
Ia juga menyampaikan bahwa kelompok yang berhasil mencapai angka 100 pada permainan ini akan mendapatkan hadiah berupa pensil dan penghapus.

“Alhamdulillah, anak-anak sangat senang. Selain mendapatkan pembelajaran, motorik mereka juga terlatih. Permainan ini juga mendorong kerja sama antarkelompok, di mana anak-anak saling membantu, terutama ketika ada teman yang masih belum lancar membaca,” tutur salah satu Guru kelas 1, Risma Savitri SPd saat mendampingi siswa bermain ular tangga.
Risma juga menyampaikan bahwa permainan ular tangga ini bisa dijadikan sebagai salah satu ice breaking agar anak-anak tidak bosan saat di kelas.
“Semoga permainan ular tangga ini bisa menjadi warna baru dan bisa terus dimainkan anak-anak. Guru juga bisa berkreasi dengan memasukkan unsur pelajaran lainnya seperti Agama Islam, Bahasa Jawa, Olahraga atau lainnya,” pungkas Lailatul Fitriyah.
Penulis Elisyah Susanty Editor Ni’matul Faizah