PWMU.CO- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir MSi memberikan Refleksi Akhir Tahun 2024 dalam acara bertajuk Refleksi Akhir Tahun 2024 Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Muhammadiyah dan TVMU Channel pada Senin (30/12/2024) siang.
Dalam refleksinya, beliau mengajak seluruh elemen bangsa untuk merenungkan perjalanan satu tahun terakhir dan mempersiapkan diri menyongsong tahun baru dengan kesadaran spiritual, moral, dan intelektual.
Prof Haedar membuka refleksinya dengan menekankan pentingnya memaknai waktu sebagai anugerah yang berharga. “Satu tahun yang berlalu seharusnya menjadi pelajaran dan bekal untuk melangkah lebih baik di tahun mendatang. Jika ada kekurangan, perbaikilah; jika ada potensi, kembangkanlah. Hidup ini adalah tentang bagaimana kita menghargai waktu,” ujarnya.
Mengutip Surat al-Baqarah ayat 201, beliau mengingatkan bahwa hidup bukan sekadar soal duniawi, melainkan juga persiapan menuju akhirat. “Hidup ini tidak hanya tentang kesenangan sesaat, tetapi juga tentang tanggung jawab moral dan spiritual. Mari jadikan setiap waktu yang berlalu sebagai peluang untuk memperbaiki diri,” tambahnya.
Peluang dan Tantangan Bangsa
Sebagai organisasi keagamaan yang turut membangun bangsa, Muhammadiyah melihat Indonesia mengalami kemajuan di berbagai bidang, termasuk pembangunan fisik dan sumber daya manusia. Namun, Prof Haedar menyoroti tantangan yang masih dihadapi bangsa ini, terutama dalam hal moral dan etika.
“Ada peluruhan mental, moral, dan spiritual di masyarakat. Fenomena seperti judi online, narkoba, hingga kekerasan dalam keluarga adalah tanda-tanda gersangnya kehidupan rohani. Agama harus hadir sebagai kanopi suci, menjadi pedoman bagi mereka yang kehilangan arah,” ungkapnya.
Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini juga menekankan perlunya substansialisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan. “Agama jangan hanya menjadi hiburan atau sekadar kulit luar. Fungsi agama harus dipertajam sebagai motivasi, nilai, dan makna hidup. Ini adalah tantangan besar bagi semua pemeluk agama, termasuk tokoh agama, untuk menghadirkan agama dalam esensi yang sejati,” tegasnya.
Peran Pemerintah dan Komitmen Beragama
Dalam refleksi tersebut, Haedar Nashir juga menyerukan peran pemerintah sebagai pengayom kehidupan beragama. “Ketika pejabat disumpah atas nama Allah, itu adalah isyarat bahwa Pancasila sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, harus menjadi landasan moral dan spiritual dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” jelasnya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah dua periode ini menekankan pentingnya tidak mudah menggeneralisasi kesalahan yang dilakukan segelintir individu terhadap agama secara keseluruhan. “Jika ada kasus-kasus terkait agama, jangan mudah menghakimi agama atau umatnya secara keseluruhan. Jadikan itu pelajaran untuk membangkitkan kehidupan beragama yang lebih baik,” katanya.
Menutup refleksinya, Prof Haedar mengajak semua pihak untuk menjadikan agama sebagai kanopi suci yang melindungi dari segala tantangan moral dan spiritual. “Mari kita hadirkan agama dengan pesan-pesan yang memberi nilai berharga dalam hidup, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi masyarakat dan bangsa. Dengan begitu, kehidupan beragama akan menjadi kekuatan besar yang membawa Indonesia ke arah yang lebih baik,” pungkasnya.
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Azrohal Hasan