PWMU.CO – Pelatihan kepanduan adalah salah satu kegiatan pendidikan nonformal yang bertujuan untuk membentuk karakter, keterampilan, dan kepemimpinan generasi muda.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh organisasi Kepanduan Hizbul Wathan, yang mengutamakan prinsip belajar sambil melakukan. Dalam pelatihan ini, peserta diajak untuk mengenal berbagai nilai, seperti kedisiplinan, tanggung jawab, kerja sama, dan kecintaan pada lingkungan.
Seorang kader adalah individu yang memiliki semangat dan dedikasi untuk mengembangkan diri sekaligus berkontribusi kepada masyarakat. Dalam pelatihan yang diikuti oleh Ramanda Syafi dan Ramanda Furqon di Ponorogo, mereka mendapatkan berbagai pengalaman berharga.
Pelatihan ini berlangsung secara daring (6-25/12/2024) dan berlanjut dengan sesi tatap muka untuk zona 1 dan 2 pada Ahad-Selasa (29–31/12/ 2024) di SMA Muhammadiyah 01 Ponorogo.
Ketua Kwarwil Jawa Timur, Ramanda Fathur Rohim Suhadi, dalam sambutannya menyampaikan pesan.
“Pelatihan Jaya Melati 1 diperuntukkan bagi pelatih dan Kwarda se-Jawa Timur dalam rangka menyukseskan program Kwartir Jawa Timur untuk mencetak 1.000 pelatih dalam satu periode,” ujarnya.
Seorang kader tidak hanya belajar, tetapi juga menggali potensi terbaik yang ada dalam dirinya. Proses pelatihan menjadi perjalanan yang penuh tantangan, tetapi juga sarat makna.
Pelatihan kader dirancang untuk membekali peserta dengan berbagai keterampilan. Namun, perjalanan seorang kader dalam pelatihan tidak selalu mulus.
Tantangan seperti jadwal yang padat, tekanan dari tugas-tugas, hingga interaksi dengan sesama peserta menjadi bagian dari dinamika pelatihan.
Meski demikian, justru di dalam proses tersebut seorang kader diuji. Kesabaran, ketahanan, dan semangat untuk terus belajar menjadi kunci untuk melewati setiap rintangan.
Pelatihan juga menjadi ruang bagi seorang kader untuk membangun jejaring sosial. Bersama dengan rekan-rekan lain yang memiliki visi yang sama, mereka saling berbagi pengalaman, ide, dan inspirasi.
Hal ini tidak hanya memperkaya perspektif, tetapi juga menciptakan kolaborasi yang dapat berlanjut di masa depan.
Ketika pelatihan selesai, seorang kader tidak hanya kembali dengan ilmu baru, tetapi juga dengan mentalitas yang lebih kuat dan semangat untuk menerapkan apa yang telah dipelajari.
Ia siap menjadi agen perubahan, membawa dampak positif bagi lingkungan sekitar. Pelatihan tidak hanya menjadi ajang pembelajaran, tetapi juga titik awal kontribusi untuk masyarakat.
Penulis Furqon Editor Zahra Putri Pratiwig