PWMU.CO – Pada hari Jumat, 3 Rajab 1446 Hijriah yang bertepatan dengan Jumat (03/01/2025), khatib naik ke mimbar di Masjid Muhammadiyah Lamongan. Ia mengucapkan salam kepada jamaah, lalu duduk sejenak sementara muadzin mengumandangkan azan. Setelah azan selesai, khatib berdiri kembali dan memulai khutbah dengan memuji Allah serta mengutip sabda Rasulullah:
“Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, tidak ada yang bisa menyesatkannya. Barang siapa yang disesatkan oleh Allah, tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Sesungguhnya ucapan yang paling benar adalah Kitabullah, petunjuk yang paling baik adalah petunjuk Nabi Muhammad, dan seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan (bidah), karena setiap bidah adalah kesesatan, dan tempatnya di neraka.”
Setelah itu, khatib membaca syahadat, sesuai sabda Rasulullah yang diriwayatkan Abu Hurairah: “Setiap khutbah yang tidak menyebutkan syahadat adalah seperti tangan yang buntung.”
Kemudian khatib bersalawat kepada Nabi Muhammad, membaca beberapa ayat Al Quran, dan menyampaikan pesan kepada jamaah untuk bertakwa. Ia mengingatkan firman Allah dalam Al Quran:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”
Khatib menegaskan bahwa iman adalah cahaya yang lebih utama daripada memberi minum jamaah haji atau meramaikan Masjidil Haram. Ia menjelaskan rukun iman, termasuk iman kepada kitab-kitab Allah seperti Al Quran, Taurat, Injil, Zabur, dan lembaran-lembaran Ibrahim serta Musa.
Dalam khutbahnya, khatib juga membaca surah Al-Jumu’ah ayat 9:
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat Jumat, maka bersegeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Hal itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Khatib mengingatkan jamaah untuk bersegera ke masjid dengan tenang. Ia mengutip hadis Nabi yang diriwayatkan Ahmad:
“Barang siapa mandi pada hari Jumat, memakai pakaian terbaik, menggunakan wewangian, berjalan dengan tenang menuju masjid, tidak mengganggu orang lain, melakukan salat sunah semampunya, dan menunggu hingga imam selesai salat, maka dosanya di antara dua Jumat akan diampuni.”