Bulan Rajab
Setelah menyampaikan khutbah pertama, khatib duduk sejenak. Jamaah memanjatkan doa dalam hati. Kemudian, khatib melanjutkan khutbah kedua. Ia membaca surah Al-Asr, menterjemahkannya, dan mengingatkan pentingnya waktu untuk beriman kepada Allah, mengerjakan amal saleh, dan saling menasihati dalam kebenaran serta kesabaran.
Khatib menutup khutbah dengan doa, diawali dengan pujian kepada Allah dan salawat kepada Nabi. Ia menjelaskan bahwa doa tanpa diawali salawat dianggap tergesa-gesa dan dapat menghalangi terkabulnya doa.
Setelah khutbah selesai, khatib turun dari mimbar, dan muadzin mengumandangkan iqamah untuk salat Jumat. Salatnya berlangsung lebih lama dibanding khutbahnya, sesuai dengan hadis Rasulullah:
“Panjangnya salat dan pendeknya khutbah adalah tanda pemahaman agama seorang khatib. Karena itu, panjangkanlah salat dan persingkatlah khutbah. Dalam penjelasan yang singkat terdapat daya tarik.”
Setelah salat selesai, khatib berzikir, kemudian melaksanakan salat sunah dua rakaat. Setelah itu, ia menikmati makan siang berupa kare ayam, air putih, dan jeruk manis. Ia makan karena tidak sedang berpuasa sunah di bulan Rajab. (*)
Penulis Mushlihin Editor Amanat Solikah