PWMU.CO – Membaca cerpen salah satu upaya menguatkan literasi membaca siswa SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik, Jumat (10/1/2025).
Dalam pembelajaran literasi, siswa kelas VIII melakukan aktivitas membaca karya sastra bergenre cerpen dan menyalin sebagai bentuk membentuk penguatan literasi membaca.
Wakil Kepala Spemdalas bidang Kurikulum, Jamilah MSi, mengatakan kegiatan yang dilakukan siswa kelas VIII secara serentak ini bertujuan agar anak mulai terbiasa dalam membaca karya tulis fiksi dan membiasakan kembali menulis dengan tangan yang selama ini banyak digantikan dengan menggunakan gadget.
“Jadi ini adalah upaya lanjutan dari no gadget week yang sudah kita laksanakan pekan ini,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Koordinator literasi, Haifa Marta SPd. Dia menjelaskan tujuan dan target literasi kelas VIII menulis ulang cerpen untuk menumbuhkan kembali minat siswa terkait membaca dan menulis cerita dan sastra.
“Siswa lebih mendekatkan siswa pada karya kesusastraan seperti cerpen, novel, puisi dan karya sastra lainnya,” katanya.
Dia menuturkan, kegiatan ini sebagai bentuk upaya mengambalikan fitrah atau marwah siswa terhadap baca tulis agar tidak selalu bergantung pada AI atau chat GPT atau sejenisnya yang terkadang dapat mengurangi minat siswa dalam membaca buku secara fisik.
Dalam kesempatan yang sama, siswa kelas VIII B Anira Roos Dhafina tengah serius membaca biografi penulis cerpen Cahaya di Bukit Jamur dalam buku antologi cerpen Lomba Menulis Cerita (LMC) tahun 2014.
“Ternyata cerpen ini karya siswa Spemdalas yang pernah meraih prestasi di ajang LMC tahun 2014. Namanya Nadya Mazayu Nur Sabrina. Cerpennya bagus,” ujarnya.
Setelah membaca biografi, lanjutnya, ternyata penulis ini adalah anak guru Spemdalas. “Iya, anaknya Pak Arif sendiri,” ucapnya sambil tersenyum.
Dia mengaku jarang membaca karya sastra. Dengan membaca di pelajaran literasi ini memiliki pengalaman dalam membaca karya sastra sekaligus menulis ulang.
“Dengan menulis ulang ini adalah salah satu cara bagaimana saya memahami isi dan lebih penting lagi adalah ingin belajar bagaimana menulis cerita dengan baik dan bagus,” katanya. (*)
Penulis Ichwan Arif Editor Wildan Nanda Rahmatullah