PWMU.CO – Dewasa ini, penguatan literasi menjadi salah satu upaya untuk mencerdaskan bangsa. Hal ini menjadi PR bersama untuk semua stakeholder masyarakat. Penulis pun dapat turut serta mewujudkannya.
“Not just focus, but symphony,” begitulah Nasrullah MSi, Staf Khusus Mendikbud menyampaikan kepada para kontributor PWMU.CO, tentang pentingnya sebuah simfoni dan gaya telling story guna menguatkan minat literasi pembaca.
BACA: Media Bukan Sekadar Sumber Informasi tapi Medan Pertarungan Opini
Sepiring nasi goreng akan terlihat begitu nikmat bila ditambahkan irisan ayam dan telur, potongan biji mentimun, bawang goreng dan cabai, tak lupa hiasan tomat atau daun selada.
Begitu pula sebuah tulisan. Konten tulisan sebaiknya menggembirakan. Ada nuansa humor namun tetap berbobot. Penulis membangun imaji pembaca sebelum menyampaikan kritik ataupun gagasan. Dengan begitu, pembaca akan bersemangat seperti menikmati nasi goreng spesial pakai telur.
Ketertarikan pembaca tentu berbanding lurus dengan meningkatnya budaya literasi. Untuk itu, membangun simfoni tulisan yang epik sangat berperan dalam mewujudkan masyarakat Indonesia gemar membaca.
Ini menjadi catatan penting untuk para penulis, khususnya kontributor PWMU.CO dalam acara Kopi Darat, Jumat, (27/10/17) lalu.
Opini oleh Izzah Maulidah