PWMU.CO – Ratusan guru dan karyawan yang tergabung dalam AUM Wonokromo, mulai dari jenjang SD hingga SMA, tampak antusias mengikuti pelatihan guru dan karyawan PCM Wonokromo, Sabtu (11/1/2025).
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Dasar Menengah (PNF Dikdasmen) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonokromo sebagai agenda bulanan.
Acara diawali dengan pembacaan wahyu Ilahi oleh Maulidah Rahma Inayah Ulya, siswi SDM 6 Surabaya. Kegiatan dipandu oleh Nafi’udin SHI guru SMA Muhammadiyah 3 Surabaya, selaku moderator.
Setelah pembacaan ayat suci al-Quran, acara berlanjut dengan sambutan dari Dr Arfan Fahmi, Ketua Dikdasmen PCM Wonokromo dan Ir Lukman, Ketua PCM Wonokromo.
“Jika kita mampu mensyukuri nikmat pemberian Allah, maka seharusnya kita bisa mengelola berbagai hal. Karena pada prinsipnya, kita harus bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan keluarga,” ungkap Fahmi.
Sementara itu, Lukman menambahkan latar belakang kegiatan pelatihan ini. “Kegiatan kali ini dilaksanakan berangkat dari adanya fenomena saudara kami, warga Muhammadiyah, yang pernah mengalami pengalaman pahit dengan utang di pinjaman online,” ujarnya.
Sukses Mengelola Keuangan
Selanjutnya, acara berlanjut dengan penyampaian materi oleh narasumber, yaitu Ir Iman Supriyono MM, pendiri PT SNF Consulting. Ia membawakan materi bertajuk Sukses Mengelola Keuangan Keluarga di Tengah Maraknya Korban Pinjaman Online.
Ia mengawali materi dengan menyampaikan perihal sejarah pembangunan Candi Borobudur yang jarang diceritakan, termasuk tentang biaya pembangunannya yang bersumber dari APBN, investasi, dan sebagainya.
“Setiap pekerja adalah investor,” lanjutnya. Hal itu bermaksud bahwa setiap orang yang bekerja memiliki peluang yang sama untuk berinvestasi agar terhindar dari jeratan pinjaman online.
Sebagai ilustrasi, ia menceritakan kisah rekannya semasa sekolah, Wagimin, seorang tentara yang berhasil menginvestasikan sebagian pendapatannya dengan membeli sapi untuk diternakkan di rumah.
Iman menjadikan kisah tersebut sebagai contoh bahwa pendapatan seorang pekerja sebaiknya dialokasikan untuk investasi.
Hal ini sejalan dengan prinsip, besaran pengeluaran harus lebih kecil daripada pendapatan. Prinsip ini, menurutnya, dapat menjadi landasan bagi seseorang dalam mengelola keuangan.
Iman juga menyinggung salah satu buku karyanya yang berjudul Financial Spiritual Quotient. Buku tersebut mengulas secara komprehensif kisah inspiratif Wagimin, mulai dari masa sekolah hingga kehidupannya saat bekerja.
Setelah pemaparan materi selesai, peserta diberikan kesempatan untuk bertanya kepada narasumber. Diskusi berlangsung interaktif dengan penanya yang mendapatkan jawaban langsung dari narasumber.
Penulis Habib Amrullah Editor Zahra Putri Pratiwig