PWMU.CO – Lomba semaphore dance mewarnai perayaan Satu Dekade Semarak SMP Muhammadiyah 1 Babat, Lamongan (SMP Mutuba), Minggu (26/01/2025).
Acara yang dikemas dengan tajuk Semarak SMP Mutu Babat ini telah memasuki edisi ke-10. Peserta acara tersebut berasal dari duta lembaga SD/MI Negeri/Swasta se-Karesidenan Bojonegoro.
Ketua Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Babat, Suwadji SPd MPd menyampaikan kesan dan pesannya kepada peserta.
“Seandainya peserta lomba yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik ini besok masuk SMP Muhammadiyah 1 Babat, sungguh luar biasa. Maka, sekolah ini akan kami boyong ke lokasi yang lebih luas lagi, yakni di jalur Desa Gendong Kulon,” ujarnya.
Pernyataan tersebut disambut antusiasme dari wali murid, pendamping, serta para penonton umum, dengan total sekitar 500 orang yang memadati halaman sekolah yang bermarkas di Kampung Tanggulrejo tersebut.
Dewan juri lomba ini merupakan Saka Bhayangkara bidang Gerakan dan kerapihan, Hariyono SE dan Saka Bhayangkara bidang Kekompakan dan Kreatifitas, A Nurhadi yang merupakan utusan dari Kwarda Hizbul Wathan Lamongan.
Kwartir Wilayah Hizbul Wathan Jawa Timur, Ismail Yusuf, dalam sambutan arahannya menyampaikan bahwa dulu, semaphore digunakan sebagai alat komunikasi di bidang kepramukaan. Kini, semaphore telah berkembang menjadi seni yang indah.
“Saya memberikan apresiasi yang tinggi atas pelaksanaan lomba semaphore dance ini. Inilah bentuk pertemuan dua elemen, Pramuka dan HW, yang dijembatani oleh SMP Muhammadiyah 1 Babat. Semoga acara seperti ini dapat terus berlanjut,” ungkapnya.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan peresmian dimulainya lomba yang ditandai dengan pengguntingan pita oleh Ramanda Ismail Yusuf, yang kemudian disambut dengan letupan kembang api beraneka warna.
Sementara itu, Kepala SMP Muhammadiyah 1 Babat, Moh Sande Ariawan MPd mengatakan bahwa ia membatasi waktu tampilan para peserta.
“Agar tidak terlalu panas dan kasihan kepada para peserta, panitia membatasi durasi tampilan setiap qobilah maksimal 10 menit,” katanya.
Penulis Ahmad Fanani Mosah Editor Ni’matul Faizah