PWMU.CO – Pagi itu, udara segar menyapa ratusan guru dan karyawan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang berkumpul di auditorium terbuka SMP Muhammadiyah 5 (SMP Mulia) Tulangan, Sidoarjo. Angin sejuk berhembus di antara pepohonan, menciptakan suasana nyaman untuk pelaksanaan acara Pertemuan Triwulan I AUM se-Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tulangan, Sidoarjo Sabtu (25/1/2025).
Di atas panggung sederhana, Wakil Ketua PCM Tulangan, Agus Supriyono SPd MPd tampil penuh wibawa di hadapan para kepala sekolah serta guru dan karyawan dari SMP Mulia, SD Muhammadiyah 8 (Muhdelta) Tulangan, Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 2 Tulangan (SD Muda Tusida), dan SMA Muhammadiyah 3 (Smamuga).
Agus tidak hanya berbicara, tetapi juga membawa harapan besar yakni sebuah visi agar setiap sekolah Muhammadiyah di Tulangan memiliki auditorium yang representatif.
“Bayangkan betapa indahnya jika setiap sekolah Muhammadiyah memiliki auditorium yang nyaman, modern, dan mampu menampung semua kebutuhan kegiatan,” ucapnya dengan nada penuh semangat. Para hadirin pun mengangguk setuju.
Bagi Agus, auditorium bukan hanya sebuah gedung. “Ini adalah ruang mimpi, ruang di mana seni, olahraga, seminar, dan wisuda menjadi bagian dari perjalanan anak-anak kita menuju masa depan,” ujarnya.
Auditorium outdoor SMP Mulia, tempat acara berlangsung, menjadi bukti kecil dari harapan besar itu. Meski sederhana, suasananya menciptakan kenyamanan yang berbeda.
“Outdoor begini malah asyik. Kita bisa santai, ngobrol, sambil tetap fokus pada kegiatan,” candanya yang langsung memancing tawa hadirin.
Lebih dari Fasilitas: Sebuah Lingkungan yang Nyaman
Harapan Agus tersebut tidak hanya terbatas pada pembangunan auditorium, tetapi ia juga menekankan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, nyaman, dan mendukung proses pembelajaran.
“Kebersihan itu penting. Ruang kelas yang bersih, toilet yang terawat, dan ventilasi yang baik, semua itu menunjang proses belajar siswa,” jelasnya.
Agus percaya bahwa lingkungan yang nyaman adalah kunci untuk meningkatkan fokus dan semangat belajar siswa.
Ia juga menekankan perlunya sarana belajar yang lengkap, seperti laboratorium, perpustakaan, dan teknologi digital.
“Dengan fasilitas yang baik, siswa bisa belajar lebih efektif, mengembangkan bakat, dan siap menghadapi tantangan masa depan,” tambahnya.
Selain fasilitas, Agus mengingatkan pentingnya budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) di setiap sekolah Muhammadiyah.
“Kita ini bukan hanya mendidik akademik, tapi juga karakter. Budaya pelayanan ini harus menjadi ciri khas sekolah Muhammadiyah,” katanya.
Budaya 5S, menurutnya, adalah cara untuk menciptakan hubungan harmonis antara guru, siswa, orang tua, dan tamu sekolah. Dengan pelayanan yang ramah dan sigap, sekolah Muhammadiyah di Tulangan bisa menjadi rumah kedua yang penuh kehangatan.
Mimpi Besar yang Dimulai dari Langkah Kecil
Mengakhiri pidatonya, Agus mengajak semua kepala sekolah, guru, dan karyawan untuk bersama-sama mewujudkan mimpi besar ini.
“Auditorium representatif dan fasilitas lengkap bukan sekadar impian. Ini adalah kebutuhan yang harus kita perjuangkan demi masa depan pendidikan Muhammadiyah,” ujarnya dengan penuh optimisme.
Suara tepuk tangan menggema, berpadu dengan semilir angin pagi yang sejuk. Di auditorium terbuka yang sederhana ini, sebuah langkah kecil telah diambil yakni langkah menuju mimpi besar untuk menciptakan generasi emas Muhammadiyah yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Sebab di setiap sudut sekolah, di setiap ruang kelas, ada harapan-harapan kecil yang terus tumbuh dan auditorium representatif ini, bagi Agus dan PCM Tulangan, adalah salah satu jalan untuk mewujudkan harapan itu.
Penulis Zulkifli Editor Ni’matul Faizah