
PWMU.CO – Sebanyak 40 guru dan karyawan di bawah naungan Majelis Dikdasmen PCM (Pimpinan Cabang Muhammadiyah) Kebomas mengikuti Baitul Arqam di Royal Tretes View Hotel and Convention pada Kamis-Jumat (30-31/1/2025).
Tiga sekolah yang menjadi peserta dalam kegiatan ini adalah SMP Muhammadiyah 4 (Spemupat), SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Almadany), dan SD Muhammadiyah Giri (SD Muri) Kebomas, Gresik. Baitul Arqam ini mengusung tema Meneguhkan Spirit dan Loyalitas Bermuhammadiyah dalam Mewujudkan Pendidikan Berkemajuan.
Meskipun diiringi hujan, seluruh peserta tetap khusyuk dan khidmat mengikuti rangkaian acara. Setelah pembukaan dan materi pertama, sesi berikutnya menghadirkan materi Komitmen Bermuhammadiyah dan Berorganisasi yang disampaikan oleh H Muhammad Thoha Mahsun SAg MPdI MHES (Ketua PDM Gresik).
Thoha, begitu ia akrab disapa, merasa senang bisa berkumpul dengan para ustadz dan ustadzah hebat PCM Kebomas dalam acara ini. Ia mengawali materinya dengan menjelaskan latar belakang berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah.
Menurut Thoha, ada dua faktor yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari kajian KH. Ahmad Dahlan terhadap Surat Ali Imran ayat 104:
“Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Thoha menjelaskan bahwa jika dakwah dilakukan secara individu, maka pencapaiannya akan memakan waktu lama. Oleh karena itu, diperlukan gerakan yang masif dan terstruktur. Sementara itu, faktor eksternal berkaitan dengan masa penjajahan Belanda yang dikenal dengan konsep Gold (kekayaan sumber daya alam), Glory (kekuasaan), dan Gospel (misi kristenisasi).
“Ahmad Dahlan khawatir jika tidak ada upaya perlawanan, maka akan merusak sendi-sendi akidah umat Islam. Hal inilah yang menjadi dasar berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah,” jelasnya.
Selanjutnya, Thoha menjelaskan makna dalam logo Muhammadiyah yang diciptakan oleh KH. Siradj Dahlan (putra KH. Ahmad Dahlan). Logo tersebut mengandung empat unsur utama, yaitu Syahadat Tauhid, Syahadat Rasul, Kaum Hawariyyun, dan 12 bulan dalam setahun.
Ia juga mengutip QS. as-Shaf ayat 4:
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”
Ayat ini mengandung makna bahwa Allah mencintai orang-orang yang berjihad di jalan-Nya dalam barisan yang rapi dan terorganisir. Thoha menekankan pentingnya membangun kekuatan kolektif agar dapat menghadapi berbagai tantangan zaman.
Selain itu, ia juga menyoroti fenomena problematika sosial yang semakin jauh dari nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, sebagai pendidik, tugas utama adalah menjawab tantangan tersebut dengan memperkuat barisan dan memperkokoh solidaritas.
Enam Komitmen dalam Bermuhammadiyah
Thoha mengajak para peserta Baitul Arqam untuk memperhatikan enam komitmen utama dalam bermuhammadiyah:
- Komitmen terhadap akidah dan prinsip Muhammadiyah.
- Partisipasi aktif dalam kegiatan organisasi.
- Berperan dalam organisasi.
- Melakukan pengembangan diri.
- Komitmen sosial dan kemasyarakatan.
- Komitmen dalam aspek keuangan.
Di akhir sesi, Thoha berharap agar setelah mengikuti Baitul Arqam ini, para peserta yang berasal dari Spemupat, SD Almadany, dan SD Muri semakin kompak dan solid dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. (*)
Penulis Eli Syarifah Editor Wildan Nanda Rahmatullah