
PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dr KH Haedar Nashir MSi, menyampaikan ucapan selamat Hari Pers Nasional (HPN) yang diperingati setiap 9 Februari.
Dalam pernyataannya, pada Ahad (9/2/2025), Haedar menegaskan pentingnya pers dalam menjaga demokrasi dan mencerdaskan bangsa.
“Peringatan Hari Pers Nasional ini merupakan penghormatan atas peran pers sebagai pilar demokrasi yang turut membangun peradaban,” ujarnya.
Menurutnya, pers nasional memiliki fungsi utama sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Pers juga berkewajiban menyampaikan peristiwa dan opini dengan tetap menghormati norma agama, kesusilaan, serta asas praduga tak bersalah.
Tiga Peran Strategis Pers
Dalam refleksinya, Haedar Nashir menyoroti tiga aspek penting yang perlu diperhatikan oleh insan pers dalam menjalankan peran mereka:
Pertama, pers harus menjalankan fungsinya secara utuh. “Pers tidak boleh hanya berfokus pada kritik dan kontrol sosial, tetapi juga harus menjadi media edukasi yang objektif, adil, mencerahkan, dan mencerdaskan bangsa,” jelasnya.
Ia mengingatkan bahwa kebebasan pers harus tetap menjunjung tinggi nilai kebenaran dan etika publik. “Jangan sampai kebebasan ini disalahgunakan untuk menyebarkan hoaks, provokasi, serta ujaran kebencian yang dapat merusak persatuan bangsa,” tegasnya.
Kedua, pers harus memberi ruang bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang utuh dan berimbang. Haedar menekankan bahwa media harus menyajikan berita yang tidak bias dan tidak tendensius.
“Berilah rakyat informasi dari berbagai sudut pandang, agar mereka dapat menilai secara objektif,” katanya.
Ketiga, pers harus menjadi pilar demokrasi yang bertanggung jawab. Dalam hal ini, pers diharapkan tetap kritis terhadap kebijakan negara dengan pendekatan yang konstruktif. “Pers harus ikut serta dalam membangun demokrasi yang moderat, berbasis pada nilai Pancasila, agama, dan kebudayaan bangsa,” tambah Haedar.
Tantangan Media Digital
Haedar juga menyoroti tantangan pers di era digital. Dengan semakin berkembangnya teknologi, termasuk kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), pers nasional harus tetap menjunjung tinggi nilai etika dalam pemberitaan. “Media digital tidak boleh disalahgunakan untuk kepentingan yang merugikan publik, seperti penyebaran berita bohong, pemerasan, atau pencemaran nama baik,” ungkapnya.
Selain itu, ia mengingatkan pentingnya mempertahankan keberadaan media cetak dan media konvensional sebagai bagian dari warisan kebudayaan bangsa. “Meskipun era digital berkembang pesat, relasi sosial yang bersifat verbal dan langsung tetap diperlukan untuk menjaga kemanusiaan,” tuturnya.
Di akhir pernyataannya, ketua umum PP Muhammadiyah ini juga berharap pada setiap insan pers agar dapat terus menjaga nilai kebenaran dan etika dalam menjalankan tugas jurnalistik. “Pers harus menjadi kekuatan moral yang membawa kebaikan bagi masyarakat, bangsa, dan dunia,” pungkasnya. (*)
Penulis Ahmad Fikri Editor Wildan Nanda Rahmatullah