Proses Pembuatan

Atus mulai menjelaskan proses pembuatan lemet kepada siswa. “Pertama, siapkan wadah bersih untuk tempat adonan. Lalu, masukkan singkong parut ke dalam wadah. Kemudian, tambahkan kelapa parut, garam, dan gula pasir,” jelasnya.
Selanjutnya, ambil dan usap daun pisang dengan kain basah yang bersih. “Bentuk daun pisang menjadi cetakan atau bungkusan. Beri adonan lemet singkong dan lipat,” tambahnya.
Terakhir, kukus selama 30 menit di atas api sedang sampai matang. “Lalu, angkat dan hidangkan saat hangat,” ucapnya.
Anak-anak terlihat bersemangat membungkus lemet. Mereka melipat-lipat daun pisang yang diisi adonan lemet. Tak sabar ingin melihat hasilnya. “Setelah lemetnya jadi, anak-anak tampak antusias menikmatinya,” ucapnya.
“Ternyata enak ya, Ustadzah,” celetuk para siswa kelas II serempak.
Pembelajaran P5 sekaligus life skill ini sangat bermanfaat bagi siswa. “Kegiatan ini sebagai pembelajaran yang bermakna yang akan selalu diingat anak-anak, karena pembelajaran langsung ini banyak sekali manfaatnya,” ujarnya.
“Semoga kegiatan ini memberi manfaat, kreativitas, kesan mendalam, dan juga pengalaman berharga bagi siswa. Yang terpenting sabar dan telaten dalam membuatnya jika ingin mendapatkan hasil yang terbaik,” tutupnya memotivasi.
Mikhayla Nasywa Maulana, siswa kelas II, mengaku senang bisa tahu cara membuat lemet. “Senang sekali aku bisa bikin lemet bersama teman-teman. Ini pertama kalinya aku membuat lemet. Rasanya mirip gethuk. Manis dan kenyal,” ungkapnya.
Ia menambahkan, ternyata, membuatnya gampang-gampang susah. “Tapi seru pas menggulung dan melipat adonan di daun pisang,” katanya.
Seusai praktik, para siswa menikmati lemet bersama-sama di kelas masing-masing. Kemudian, membagikannya ke ustadz dan ustadzah kelas lain. (*)
Penulis Riska Oktaviana Editor Zahra Putri Pratiwig