
Potret kegiatan Spemia Camp dan Outbond SMP Muhammadiyah 14 Sidoarjo pada Rabu hingga Kamis (5-6/2/2025). (Alinda Damayanti/PWMU.CO).
PWMU.CO – Salah satu kegiatan tahunan di SMP Muhammadiyah 14 Driyorejo (Spemia) adalah “Spemia Camp dan Outbound”. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih sikap disiplin, mandiri, dan juga peduli lingkungan.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yaitu pada Rabu-Kamis (5-6/2/2025) di Bernah De Vallei, Mojokerto. Adapun Spemia camp ini teramaikan oleh siswa dan siswi dari kelas VII dan kelas VIII.
Pembukaan kegiatan Spemia camp dan Outbound terlaksana di Taman Kelinci, Mojokerto, setelahnya kegiatan akan berlanjut di Bernah De Vallei.
Pelajari HW hingga PPGD
Setiap siswa terbagi setiap kelompok, dengan mereka mendapatkan berbagai materi penting. Antara lain materi Hizbul Wathan (HW), materi Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD), dan juga refleksi pembelajaran dari masing-masing pos.
Keseruan pada kegiatan Spemia Camp adalah adanya pentas seni (pensi) oleh siswa dan siswi Spemia pada malam harinya.
Pada Kamis (6/2/2025), siswa dan siswi melakukan refleksi pembelajaran yang sudah tersedia di masing-masing pos bersama Ustad/Ustadzah.
Terbagi menjadi tiga pos, pos pertama tentang pemakaian gadget, pos kedua tentang peduli terhadap sesama, dan pos ketiga tentang peduli terhadap lingkungan.
Di pos pertama ada Ustadz dan Ustadzah yang sudah stand by, yakni Ustad Husen, Ustadzah Vidya, dan Ustadzah Riesta. Siswa dan siswi sudah terbagi menjadi tiga kelompok untuk menghadap di masing-masing Ustad/Ustadzah.
“Lebih banyak mana waktu kalian belajar dan memakai gadget?” tanya Ustadzah Riesta pada salah satu kelompok.
Beberapa siswa menanggapi bahwa mereka lebih banyak menggunakan waktunya bermain gadget dari pada belajar dan pemakain gadget pun tidak terjadwal.
Namun, ada ada salah satu siswa yang bernama Keyla dari kelas VII merespon dengan berbeda. “Kalau saya tidak ustadzah, sudah terjadwal bermain gadget per dua jam sehari.”
Ustadzah Riesta pun balik menanggapi. “Nah, itu yang bagus, kita harus menjadwalkan kapan kita bermain gadget dan kapan kita harus belajar. Harus balance, sebagai seorang pelajar kita mempunyai kewajiban untuk belajar” tuturnya.
Peduli terhadap Sesama
Berlanjut di pos kedua terdapat Ustadzah Elis, Ustadzah Maya, dan Ustad Dhiya’, siswa dan siswi mendapat pengetahuan dan contoh dari peduli terhadap sesama.
“Jadi peduli terhadap sesama itu contohnya seperti kita melihat batu di jalan lalu disingkirkan, meskipun kelihatannya sederhana” ujar Ustadzah Elis.
“Misalkan ada seorang Ibu membawa dua anaknya ke sekolah. Jika tidak berhati-hati dan terkena batu itu akan menyebabkan kecelakaan dan bisa menyebabkan kemungkinan tewas. Dengan menyingkirkan batu itu kita bisa menyelamatkan tiga nyawa tersebut” tambahnya.
Selanjutnya di pos ketiga belajar tentang peduli terhadap lingkungan, terdapat Ustadzah Luil, Ustadzah Lutvi, dan Ustad Rio.
Di sini, siswa dan siswi menerima pengetahuan perihal pentingnya menjaga lingkungan. Alam harus tetap terjaga agar bersih, dan tidak menimbulkan resiko penyakit.
“Nah, sekarang kalian coba praktikkan contoh peduli lingkungan, ada beberapa daun pinus yang berserakan di sekitar kalian. Kalian ambil dan membuangnya di tempat sampah” jelas Ustadzah Lutvi.
Siswa dan siswi mengambil daun-daun pinus tersebut dan membuangnya ke tempat sampah. Dari tiga pos tersebut, harapannya mereka bisa mendapatkan pengetahuan, pengalaman baru, dan pentingnya dalam mengatur waktu juga kepedulian terhadap sesama dan lingkungan sekitar.
Penulis Alinda Damayanti, Editor Danar Trivasya Fikri