PWMU.CO – Tidak banyak yang tahu jika di salah satu desa Kabupaten Lamongan sudah lama terjadi rivalitas antara aktivis Muhammadiyah dan misionaris Nasrani.
“Di sini tantangan kontra dakwah Islam sangat massif dan terencana. Muhammadiyah nyaris dibuat tidak berdaya. Tapi kami masih mampu mengimbangi,” demikian penuturan Sugianto, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Bluluk, Kabupaten Lamongan, ketika ditemui PWMU.CO, Kamis, (9/11/17).
Menurut Sugianto, Dusun Tempuran, Desa Cangkring, Kecamatan Bluluk, adalah basis tokoh Nasrani yang getol melakukan pemurtadan terhadap warga setempat dan sekitarnya.
“Ada 2 gereja di Kecamatan Bluluk, yaitu di Dusun Sumbergondang Desa Sumberbanjar dan di Dusun Boworejo Desa Cangkring,” terang dia.
Sugianto melanjtukan, modus pemurtadan ada beragam. “Semisal melalui bakti sosial, sunatan massal, bahkan buka puasa bersama. Dan yang paling adalah efektif pernikahan antaragama.”
Dari data yang dipegang Sugianto tercatat dalam 4 tahun terakhir ini ada 10 Muslimah berpindah agama mengikuti keyakinan suami. “Awal-awal nikah memakai cara Islam, setelah mempunyai anak, istrinya dipaksa masuk agamanya,” kata dia.
Ada juga Muslimah yang tetap mempertahankan akidah walau berakhir perceraian. “Masyarakat kami adalah Muslim yang awam. Masih terus membutuhkan pendampingan dan pembinaan,” terang Sugianto.
Menurutnya, Muhammadiyah di Cabang Bluluk sudah melakukan upaya preventif untuk meminimalkan gerakan pindah agama. “Kami sudah beberapa kali mengadakan baktu sosial, pembagian sembako, sunatan massal, pengajian. Namun dua pekan selanjutnya mereka juga mengadakan hal yang sama. Begitu seterusnya. Mereka selalu reaktif dengan apa yang kami lakukan,” bebernya.
Para tokoh Nasrani di sini, tutur dia, termasuk orang-orang kaya. “Kondisi ini dimanfaatkan untuk menggoyahkan akidah warga Muslim yang bekerja pada mereka,” jelas dia.
Petugas kesehatan di Puskesmas Bluluk ini menyampaikan bahwa misionaris juga tidak segan-segan mengadakan buka bersama, seperti terjadi pada tahun 2016 lalu, yang mengundang warga Muslim setempat.
Pada saat Idul Fitri mereka juga mendatangi rumah-rumah Muslim untuk mengucapkan Selamat Idul Fithri. “Strategi yang cerdas dan cadas,” tuturnya dengan mimik serius.
Menyikapi hal ini, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan (PDM) melalui Lazismu bersama Majelis Tabligh sudah melakukan langkah-langkah.
Sujudna, ketua Lazismu PDM Lamongan, sudah beberapa kali berkunjung ke Pimpinan Cabang Ranting Tempuran. “Konsolidasi terus dilakukan,” ujarnya. (Mohamad Su’ud)