
PWMU.CO – Dalam rangka meningkatkan kualitas iman dan takwa di bulan suci Ramadan 1446 Hijriah, para guru dan karyawan di bawah naungan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) serta Pendidikan Nonformal (PNF) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gresik mengikuti kajian menjelang buka puasa dengan tema “Meraih Kemuliaan di Bulan Ramadan” pada Jumat (21/3/2025).
Kegiatan ini berlangsung di Aula Sang Surya SD Muhammadiyah Kompleks Gresik Kampus A, Jalan KH Kholil No. 90, Gresik, Jawa Timur. Sekitar 100 peserta mengikuti acara ini dengan tertib dan khidmat.
Sebagai pemateri, H M Thoha Mahsun SAg MPdI MHES, yang juga menjabat sebagai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik, menjelaskan pentingnya sepuluh hari terakhir bulan Ramadan sebagaimana ditekankan oleh Rasulullah Saw.
“Selama ini terdapat paradigma yang terbalik di masyarakat. Rasulullah SAw mencontohkan bahwa ketika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadan, beliau semakin meningkatkan keseriusan dalam beribadah. Bahkan, beliau membangunkan istrinya untuk bersama-sama menghidupkan malam karena Lailatul Qadar hanya ada di malam ganjil akhir Ramadan,” jelasnya.
Ia juga menyoroti kebiasaan masyarakat yang sering kali lebih fokus pada persiapan Lebaran, seperti membeli baju baru, membuat kue, atau merenovasi rumah, sehingga kelelahan dan melewatkan ibadah Maghrib, Isya, serta Tarawih.
“Sebenarnya, kita harus mengelola ibadah puasa dengan baik. Akhir Ramadan adalah peluang besar untuk fokus dan yakin dalam meraih keberkahan. Kita harus yakin bahwa doa kita akan dikabulkan oleh Allah Swt, dosa-dosa kita diampuni, dan kita akan diberi jalan keluar dari segala permasalahan serta dilimpahkan rezeki dari berbagai arah,” tambahnya.
Dalam kajiannya, beliau juga menjelaskan dua jalan menuju iman dan takwa yang dapat diraih untuk mendapatkan keberkahan Ramadan.
“Pertama, iman adalah jalan tegak lurus ke atas, yaitu hubungan kita dengan Allah Swt, seperti menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya sebagai bentuk ketundukan kepada-Nya. Kedua, takwa adalah bentuk penerapan dalam kehidupan sosial.”
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa saat seseorang berpuasa, jiwa dan batinnya menjadi lebih dekat dengan Allah Swt. Oleh karena itu, kedekatan ini harus terus dijaga dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Sebagai umat Muslim, kita harus mengamalkan Asmaul Husna, seperti Ar-Razzaq (Maha Pemberi) dan Al-Ghaffar (Maha Pemaaf), dalam interaksi kita dengan masyarakat. Dengan begitu, kita benar-benar mempraktikkan nilai-nilai Ramadan untuk meraih keberkahannya,” paparnya.
Saat adzan Maghrib berkumandang, seluruh peserta bergegas berbuka puasa dan melanjutkan dengan shalat Maghrib berjamaah. (*)
Penulis Bening Satria Prawita Diharja Editor Wildan Nanda Rahmatullah