
PWMU.CO – Kementerian Agama kota Pasuruan menyelenggarakan pembinaan dai dan daiyah tingkat kota Pasuruan. Acara tersebut diadakan di Rumah Makan Kurnia pada Selasa (25/3/2025).
Kasubag TU, H Isnaini Yulad SAg MPd, mewakili kepala kantor kementerian Agama kota Pasuruan membuka acara tersebut. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa dai dan daiyah harus memiliki tiga bekal sebelum berdakwah.
Pertama, seorang dai harus memiliki kompetensi.
“Dai harus memiliki pengetahuan agama yang luas agar mampu menyampaikan materi dakwah dengan menarik dan mudah diterima oleh masyarakat,” ujarnya.
Kedua, dai harus memiliki komitmen. Ia menuturkan bahwa dai harus berintegritas.
“Dai harus terlebih dahulu mengamalkan apa yang ia sampaikan kepada audiens. Jangan sampai hanya pandai berceramah, tetapi tidak mampu menjalankannya,” tuturnya.
Untuk itu, ia meminta kepada para dai untuk introspeksi diri.
Ketiga, dai harus memiliki wawasan moderasi beragama. Menurut Isnaini, Indonesia adalah negara multi agama. Materi ceramah keagamaan tidak boleh menyinggung ajaran agama lain.
Lebih lanjut, ia berpesan kepada para peserta kegiatan pembinaan dai untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk berdakwah dengan tetap berhati-hati menggunakannya.
“Kalau dulu ada ungkapan mulutmu harimaumu, sekarang ada ungkapan jempolmu harimaumu,” pesannya.
Kegiatan kali ini juga menghadirkan Ketua MUI kota Pasuruan, Dr KH Abdullah Sodiq dan Dosen Uniwara Pasuruan, Dr Taufiq sebagai pemateri.
Kyai Sodiq menuturkan bahwa dakwah harus disampaikan dengan damai dan penuh kesejukan. Lebih baik lagi jika berdakwah dibarengi dengan tindakan terlebih dahulu.
“Orang yang berdakwah melalui perilaku lebih efektif dibandingkan dengan berdakwah melalui lisan,” ucapnya.
Ia mencontohkan para ulama terdahulu yang kehadirannya di tengah masyarakat dan umat membawa kesejukan serta kedamaian.
“Baru saja datang ke majelis, para ulama itu sudah memberikan keteduhan. Hal tersebut dikarenakan mereka mampu mempraktikkan apa yang mereka ajarkan,” sambungnya.
Kyai Sodiq juga menyampaikan bahwa prinsip berdakwah adalah saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Selain itu dai juga harus mampu menyampaikan dakwah sesuai dengan kondisi masyarakat. Hal itu sesuai dengan pesan dalam al-Quran:
“Dan tidaklah kami utus seorang rasul melainkan dengan menggunakan bahasa kaumnya.”
Ia juga berpesan supaya para dai tidak kecewa apabila masyarakat yang ia dakwahi tidak seperti yang diharapkan.
“Jika tidak bisa melakukan semuanya, bukan berarti harus meninggalkan semuanya,” pesannya, menyemangati para dai.
Penulis Dadang Prabowo Editor Ni’matul Faizah