
PWMU.CO – Praktik khutbah Jumat turut menyemarakkan acara Baitul Arqam SMK Muhammadiyah 2 (SMK Muda) Genteng, Banyuwangi, Ahad (23/03/2025).
Kegiatan ini merupakan salah satu program rutinitas tahunan yang dilaksanakan SMK Muda Genteng dalam rangka meningkatkan kompetensi guru dan karyawan dalam pengabdiannya di sekolah.
Acara ini berlangsung di Masjid At-Tanwir SMK Muhammadiyah 2 Genteng. Sebanyak 41 guru dan karyawan yang menjadi peserta kegiatan ini.
Untuk menyukseskan acara ini, maka panitia Baitul Arqam menghadirkan narasumber, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi, Abdul Latif MPdI untuk mendampingi para peserta.
Dalam praktik khutbah Jumat ini dilakukan penilaian terhadap tiap-tiap peserta. Dengan kriteria penilaian adalah kurang, cukup, dan baik. Harapannya mampu melahirkan calon-calon khatib baru yang siap tampil membantu gerak dakwah persyarikatan di daerahnya masing-masing.
Sebelum praktik ini dimulai, Abdul Latif menyampaikan kepada peserta tentang kaifiyat atau rukun khutbah. “Bapak-bapak, khutbah Jumat di awali dengan salam. Khutbah ini dilakukan dua kali,” ujarnya.
Ia menambahkan setelah membaca hamdalah atau memuji Allah dan bershalawat kepada nabi Muhammad SAW, wasiat takwa yang menjadi rukun khutbah tidak boleh ditinggalkan.
Artinya pesan penting takwa harus tersampaikan kepada jamaah. “Boleh pakai bahasa Arab atau bahasa Indonesia,” imbuhnya.
Setelah itu, para peserta maju satu persatu ke depan untuk menaik mimbar melaksanakan praktik khutbah. Salah satu peserta, Abdul Mufid menjadi peserta pertama yang tampil. Ia membawakan tema 5 Golongan yang Dimurkai oleh Allah.
Di antara golongan tersebut adalah orang yang meninggalkan shalat, orang yang memakai miras, orang yang mendhalimi sesama, orang yang mendurhakai kedua orang tuanya, dan orang yang melakukan perjudian.
Kegiatan ini berlangsung dengan tertib dan lancar. Di akhir acara, Abdul Latif asal Cangaan itu menyampaikan hasil evaluasi terhadap kegiatan ini.
“Mohon diingat oleh semua peserta bahwa khutbah Jumat ini beda dengan kultum atau ceramah umum,” ujarnya.
Pada khutbah Jumat tidak ada dialog. Jadi tidak ada interaksi antara khatib dengan jamaah. Namun menurutnya ada yang menggembirakan dari hasil praktik khutbah kali ini, karena ada beberapa peserta yang layak dan siap tampil untuk menjadi khatib Jumat.(*)
Penulis Taufiqur Rohman Editor Zahrah Khairani Karim