PWMU.CO – Teknologi internet merusak pola pikir orang. Contohnya budaya copy paste (Copas) telah menghilangkan kemampuan orang untuk membaca dan menulis.
Hal itu dikemukakan oleh dosen psikologi Unair Rakhman Ardi MPsych PhD dalam kuliah Ahli Cyber Psychology di Hall Sang Pencerah Universitas Muhammadiyah Gresik, Sabtu (11/11/2017).
Teknologi informasi bertujuan untuk membantu hidup manusia agar lebih mudah, ujar Rakhman Ardi, tetapi ada efek negatif terbawa sehingga perlu kita antisipasi. Salah satu efek buruk itu orang malas membaca dan menulis. ”Mulai hilang kemampuan deep writing dan deep reading,” kata Rakhman.
Baca : UMG Luncurkan Galeri Investasi untuk Mendekatkan Masyarakat Mengenal Bursa Saham
Efek negatif itu muncul, sambung dia, karena di komputer ada fitur atau tombol copy paste. Bagaimana mudahnya mengerjakan tugas hanya dengan browser, scanning isi, copy dan paste. Lalu sedikit edit atau bahkan tanpa edit sama sekali.
”Bagaimana jika fitur copy dan paste di komputer itu dihilangkan saja?” tanya Rakhman disambut tawa semua peserta. ”Mahasiswa sekarang sudah mulai menghilangkan budaya deep reading dan deep writing saat ini karena budaya copy paste,” tandasnya.
Bayangkan, kata dia, penulis zaman dahulu haruslah membuka referensi, membaca, lalu mengetik di mesin ketik berlembar-lembar. ”Coba bayangkan bagaimana jika ada kesalahan? Harus ketik ulang. Hal itulah membuat generasi dahulu terbiasa berpikir sistematis,” katanya.
Fakta lain yang dibeberkan oleh Rakhman adalah bagaimana daya ingat manusia berkurang dengan berkembangnya teknologi informasi. Sebab ada ketergantungan ingatan seseorang pada internet, butuh apapun sekarang selalu ditanyakan ke Mbah Google. ”Beda dengan dahulu yang harus ke perpustakaan, baca buku terlebih dahulu agar bisa mengetahui sesuatu,” cerita dia.
Manusia tidak dapat mengelak dari perkembangan teknologi informasi, sambung Rakhman. Tapi harus bisa menyikapi perkembangan teknologi informasi dengan bijak. ”Ibaratnya mau berenang, jangan menakut-nakuti orang jangan berenang karena tenggelam, tapi kita harus mengajari bagaimana berenang yang baik,” pungkas Rakhman. (taufiq)