
PWMU.CO – Khatib Jumat, Taufiqur Rohman MPdI menyerukan kepada jamaah untuk melakukan taubatan nasuha, Jumat (11/4/2025).
Hal tersebut disampaikan dalam khutbah Jumat di Masjid Al-Itisham, Genteng, Banyuwangi, yang diikuti oleh jamaah masjid setempat dan warga Muhammadiyah Ranting Genteng Kulon.
Mengawali khutbahnya, ia mengajak jamaah agar bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat-Nya, sehingga para jamaah dapat menghadiri majelis Jumat ini.
“Semoga kehadiran kita di masjid ini dapat menjadikan diri kita lebih baik lagi,” ujarnya.
Setelah itu, khatib menyampaikan wasiat iman dan takwa dengan cara melaksanakan ketaatan kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Kemudian ia membacakan salah satu ayat dalam al-Quran Surat at-Tahrim ayat 8. Di ayat tersebut dijelaskan perintah Allah kepada orang-orang yang beriman agar kembali kepada Allah dengan cara taubatan nasuha, yaitu bertaubat dengan semurni-murninya.
“Tidak hanya sekadar meminta maaf secara lisan, tetapi juga harus memiliki komitmen yang sungguh-sungguh untuk memperbaiki diri,” tandasnya.
Khatib yang juga Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Genteng itu juga menjelaskan bahwa salah satu ciri orang bertakwa adalah mau memaafkan kesalahan orang lain.
“Oleh karena itu, momentum Lebaran yang masih terasa hingga saat ini, dengan tradisi saling bermaaf-maafan antarsesama, merupakan budaya yang baik dan patut untuk terus dilakukan,” sambungnya.
Menurutnya, seorang Muslim yang bertakwa tidak boleh menyimpan rasa dendam, bahkan harus memiliki jiwa yang pemaaf. Hal ini disampaikannya seraya membacakan ayat al-Quran Surat Ali Imran ayat 134.
Selanjutnya, Taufiqur Rohman juga menjelaskan syarat-syarat taubatan nasuha.
“Setidaknya, ada 3 syarat yang harus dilakukan oleh seseorang yang bertaubat, di antaranya, berjanji tidak mengulangi kesalahan lagi, menjauhi kesalahan itu, dan melakukan amal shaleh sebagai bukti taubatnya,” jelasnya.
Ia pun menguraikan bahwa hikmah dari taubatan nasuha adalah memperoleh ampunan Allah dan dimasukkan ke dalam surga-Nya yang penuh kenikmatan di akhirat kelak.
Mengakhiri khutbahnya, ia berpesan kepada jamaah agar menjadi pribadi yang bertakwa, yang salah satu cirinya adalah mau memaafkan kesalahan orang lain.
Pelaksanaan khutbah berlangsung dengan khidmat dan dilanjutkan dengan shalat Jumat berjamaah. Pada rakaat pertama, imam membacakan Surat al-Ala, sementara pada rakaat kedua membacakan Surat at-Tin.
Setelah selesai melaksanakan shalat Jumat, para jamaah menerima hidangan Jumat berkah berupa nasi dan lauk, yang kemudian dibawa pulang ke rumah masing-masing. (*)
Penulis Ghulam Bana Islama Editor Ni’matul Faizah