PWMU.CO – Jika ingin hidup mulia dan bahagia disarankan menjadi pengurus Muhammadiyah. Alasannya karena Muhammadiyah selama 105 tahun tidak kenal lelah dan istiqomah mengajak orang lain untuk berislam secara kaffah.
Hal itu dikatakan Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Muhammad Sholihin, saat mengisi pengajian Ahad pagi sekaligus memperingati Milad Muhammadiyah ke-105 di PCM Mulyorejo Surabaya, Ahad (12/11/2017).
“Muhammadiyah mencerdaskan orang-orang yang kurang terpelajar, menyehatkan orang-orang yang sakit baik fisik maupun mental, mengurus anak-anak yatim dan orang-orang miskin, serta membersihkan aqidah dari syirik dan mengajak orang beribadah dan beramal dengan ikhlas,” ujarnya.
Ini semua, kata Sholihin, adalah hal-hal yang sangat dicintai oleh Allah. “Kalau kita mau mengurus ini semua, sudah barang tentu kita akan menjadi orang-orang yang mulia di hadapan Allah dan di hadapan manusia,” ujar mantan Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya ini.
baca : Jangan Khawatir, Orang Mengantuk Dengarkan Pengajian Masih Dapat Rahmat Allah
Sholihin menguraikan, syariat Islam diturunkan untuk menjamin kebahagiaan dan keselamatan hidup manusia, terutama bagi para pemeluknya yang tanpa kenal lelah berjuang dan berdakwah, baik melalui tenaga, pikiran, perasaan, waktu maupun harta.
“Diturunkannya syariat ajaran agama Islam ini adalah untuk melindungi lima perkara penting dalam kehidupan manusia,” terangnya. Lima perkara itu adalah, pertama adalah hifdzuddin atau menjaga agama. “Yang terpenting dari ini adalah menjauhkan aqidah umat Islam dari hal-hal yang berbau syirik,” paparnya.
Perkara kedua adalah hifdzun nafsi atau menjaga jiwa. Menurut dia, jiwa manusia adalah hal terpenting dan harus dijauhkan dari iri hati, berbohong dan sombong.
Perkara ketiga, adalah hifdzul aqli (menjaga akal). “Akal harus digunakan untuk berpikir yang cerdas untuk memajukan kehidupan dunia dan membangun peradaban manusia,” ungkapnya.
Perkara keempat adalah hifdzun nasli (menjaga keturunan). Diterangkan, Islam sangat menghormati pernikahan. “Karena itu pernikahan harus dijaga dengan baik untuk menjaga keturunan,” pesannya.
Terakhir, perkara kelima adalah hifdzul mali (menjaga harta). “Harta harus dijaga bagaimana cara mendapatkannya dan menggunakannya,” tuturnya.
Lima hal ini, sebut Sholihin, sejalan dengan apa yang selama ini diperjuangkan oleh Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang menekankan amar makruf nahi munkar. “Dalam kehidupan yang semakin modern ini, tugas dan tantangan dakwah Muhammadiyah tidak semakin ringan, justru semakin berat. Oleh karena itu kaderisasi harus berjalan dengan tertib untuk menjamin kelangsungan dakwah Muhammadiyah, ” tandasnya. (aan)