PWMU.CO – Warga Muhammadiyah itu corak warnanya seperti pelangi. Warna-warni. Tidak monokrom.
Abdul Munir Mulkhan misalnya pernah menyatakan tentang empat varian Muhammadiyah. Yaitu: Muhammadiyah ikhlas, Muhammadiyah Ahmad Dahlan, Muhammadiyah Nasionalis (Munas), dan Muhammadiyah NU (Munu).
Sedangkan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abd. Mu’thi memperkenal istilah Kristen Muhammadiyah untuk menyebut orang-orang Kristen yang bersekolah di perguruan Muhammadiyah.
Selain itu, ada varian Muhammadiyah lain, yaitu muallaf Muhammadiyah. Dalam konsep Islam, muallaf adalah orang yang baru masuk Islam. Kata muallaf sendiri bermakna orang yang hatinya baru dipersatukan dengan Islam.
Konon, istilah muallaf Muhammadiyah diperkenalkan oleh Moeslim Abdurrahman untuk menyebut dirinya yang terlibat kembali dengan Muhammadiyah, setelah lama berkelana di tempat lain.
Kang Moeslim—panggilan akrab almarhum—tidak pernah menjadi kader organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah, tetapi langsung menjadi Ketua Lembaga Tani, Buruh dan Nelayan PP Muhammadiyah.
Kini, ada banyak muallaf Muhammadiyah yang berkhidmat di Persyarikatan. Dedikasi para muallaf Muhammadiyah itu tidak kalah dengan kader yang sejak awal berkader di ortom Muhammadiyah
Di PWM Jatim, lembaga dengan banyak muallaf Muhammadiyah adalah LIK (Lembaga Informasi dan Komunikasi), yang mayoritas dihuni para wartawan. Mereka adalah anak ideologis Muhammadiyah tapi lama tidak berkiprah di Persyarikatan dan kini kembali.
Selamat datang … wahai para muallaf Muhammadiyah. (Muhammad Ainun Najib)